REMBANG - Warga sejumlah desa pinggiran hutan di Kecamatan Bulu dan Sumber di akhir bulan Juli ini sudah mulai harus nitik (mencari air, Red) ke sejumlah sumber air. Warga mengutarakan terpaksa nitik karena sumur di sekitar rumah sudah mulai mengering.
Sandimin (27) warga Dusun Nganguk Desa Sumbermulyo Kecamatan Bulu mengutarakan, sumber air di sekitar rumah sudah mulai mengering pada pertengahan bulan Juli ini.
Dia mengatakan untuk mendapatkan air bersih, warga kini mulai nitik di sumur yang terletak di tengah sawah. ”Namun air yang ada di sumur ini juga telah mulai berkurang airnya,” terangnya. Yati (35), warga lain menuturkan, di dusunnya tinggal tiga sumur saja yang masih berisi air.
”Kalau tiga sumur itu habis, kami harus mencari air di tandon air. Kalau tandon air juga mati, kami mencari air hingga ke Desa Sumberagung,” katanya.
Salamun (38) warga Desa Pelemsari Kecamatan Sumber menuturkan, saat ini sumur di desanya juga sudah mulai menipis persediaannya. Dia juga mengatakan, warga sudah mulai mencari air di sumur-sumur di tengah sawah.
”Kalau sumur habis, kami biasanya mencari air di sungai yang terletak di sebelah selatan desa,” jelasnya.
Dia mengutarakan, setiap tahun Desa Pelemsari selalu mendapatkan jatah Droping air. ”Namun jumlahnya tidak pasti. Kadang hanya dua. Tapi pernah juga tiga hingga empat tangki,” papar Salamun. 74 Desa Secara terpisah Bagian Kemasyarakatan Pemkab Rembang menyatakan, 71 desa dari sembilan kecamatan yaitu Rembang Kota, Sumber, Sulang, Sluke, Pamotan, Bulu, Kragan, Gunem dan Lasem telah mengajukan permohonan pengiriman air.
Kasubag Sosial Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kesehatan Pemkab Dwi Agung Prasetyo SH mengutarakan, atas permintaan itu pihaknya sudah mulai membuat penjadwalan pengiriman air bersih.
”Rencananya droping air bersih yang dimulai bulan Agustus akan dilakukan dua tahap,” jelasnya.
Tahap pertama, tambahnya, direncanakan tanggal 3 Agustus sampai 15 Agustus dengan total air yang didistribusikan berjumlah 189 tangki. Sedangkan tahap kedua yang dimulai 16 sampai 31 Agustus, pihaknya akan mengirimkan air sesuai jumlah permohonan dan kebutuhan di setiap desa. ”Kami memperkirakan permintaan droping paling banyak pertengahan Agustus.
Selain kekeringan mencapai puncaknya, pada pertengahan Agustus ini juga mulai memasuki bulan Ramadhan. Dengan demikian, pihaknya memfokuskan droping mulai pertengahan Agustus,” tegasnya. (H19-79)
Post Date : 30 Juli 2009
|