Sumur Kering, Air PDAM Tak Mengalir

Sumber:Koran Sindo - 21 September 2012
Kategori:Air Minum
SEMARANG- Instalasi pengolahan air (IPA) Kudu hingga Kamis (20/9) hanya bisa memproduksi dengan memanfaatkan air baku dari kolam retensi yang ada sebesar 300 liter/detik. Jumlah tersebut jelas tidak memungkinkan untuk mengaliri pelanggan wilayah timur Semarang sehingga terpaksa air disalurkan secara bergiliran.
 
Dalam satu hari kemarin, permintaan untuk pengedropan air berulang kali harus dipenuhi oleh PDAM. Dari pagi hingga malam hari, tiga mobil tangki yang dimiliki hanya mampu 11 kali pengedropan karena wilayahnya yang cukup jauh, di antaranya ke wilayah Perum BPD, Rowosari, Meteseh, Rogojembangan dan sejumlah daerah di bagian timur lainnya.
 
Humas PDAM Tirta Moedal Semarang, Saebani mengungkapkan, aliran air PDAM untuk wilayah timur Semarang saat ini masih mengalami gangguan karena belum normalnya pasokan air baku saluran Kelambu pada IPA Kudu. Untuk itu pihak PDAM telah berkoordinasi dengan Dinas PSDA (Pengelolaan Sumber Daya Air) Provinsi Jawa Tengah sebagai penyedia air baku.
 
”Untuk saluran air baku Kelambu sudah dialiri sebesar 860 liter/detik pada Rabu (19/9) malam dan juga telah disuplai dari Tuntang dan menjadi 1300 liter/detik. Dengan tambahan air baku ini mudah-mudahan bisa mengatasi krisis air di wilayah timur kota Semarang yang sudah berlangsung sekitar seminggu lalu,” ujar Saebani, kemarin.
 
Masyarakat di sejumlah wilayah juga mengeluhkan ketiadaan air ini, bahkan mereka terpaksa menumpang mandi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) atau perkantoran. Endhot (51) warga Jalan Satrio Manah Perumnas Tlogosari mengaku masih bersyukur memiliki bak penampungan meski air yang mengalir kecil hanya beberapa jam saja saat malam atau dini hari.
 
”Terpaksa ngangsu dan menunggui air mengalir malam-malam, tetangga yang banyak tak punya tandon lebih parah lagi. Mereka terpaksa harus berhemat dan membeli air dari jerigen di luaran,” paparnya.
 
Air Sendang
 
Sementara itu, kemarau yang berkepanjangan juga membuat warga kampung Deliksari Kelurahan Sukorejo, Gunungpati, Semarang kesulitan persediaan air. Sumur-sumur warga mulai mengering. Untuk mencukupi kebutuhan air, sejumlah warga harus mengantre air sendang Ngayam yang dialirkan ke bak tandon kampung.
 
Sukardi (50) warga setempat mengatakan, untuk mengantre air warga kampung Deliksari yang terdiri dari 6 RT tersebut harus digilir. ”Kami bergiliran setiap hari harus bergantian tiap RT, jadi praktis kita bisa mengantre air enam hari sekali di bak tandon,” jelasnya.
 
Tentu saja dengan mengantre enam hari sekali tak akan cukup. Untuk itu ia bersama warga lain memanfaatkan sumber air sendang Ngayam  dengan mennggambil air di sendang langsung yang berjarak cukup jauh dengan melewati medan yang berat, jalan setapak bebatuan.
 
Namun, kemarau panjang juga sudah mulai berdampak pada debit sendang yang sudah mulai berkurang. Untuk itu warga setempat berharap ada pasokan bantuan air di dua desa Deliksari dan Kalialang yang menggantungkan Sendang Ngayam saat kemarau seperti ini. (J14,H55-72)


Post Date : 21 September 2012