Jakarta, Kompas - Sejumlah 63,33 persen warga DKI Jakarta masih menggunakan sumur dangkal atau sumur pompa sebagai sumber air bersih utama rumah tangga.
Jumlah itu hasil survei Forum Komunikasi Pengelola Kualitas Air Minum Indonesia (Forkami) yang dilaksanakan tahun 2007-2008. Penelitian dilakukan atas 2.514 responden yang tersebar di semua kelurahan di lima wilayah di DKI Jakarta. Hasil survei itu dipublikasikan pada hari Senin (19/7) dalam diskusi Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL).
Agus Restyowan dari Forkami mengatakan, survei ini diadakan karena belum ada kajian independen yang dapat dipakai untuk verifikasi survei yang dilakukan oleh operator PAM Jaya. ”Survei juga diadakan untuk mendapatkan data kualitas air dari semua sumber air yang digunakan penduduk DKI Jakarta,” kata Agus.
Dari jumlah responden itu, 3,10 persen di antaranya tidak hanya menggunakan sumur dangkal, tetapi memadukan dengan air dari jaringan perpipaan PAM. Namun, 42,32 persen pengguna beberapa sumber air masih memakai sumur dalam.
Jaringan PAM digunakan oleh 25,26 persen responden. Air dari PAM nonperpipaan digunakan 8,63 persen responden, mereka membeli air gerobak atau memakai hidran. Air bersih itu sebagian besar digunakan untuk minum, masak, mandi, mencuci, dan menyiram tanaman. Sejumlah 1,87 persen responden memakai air bersih untuk dijual.
Sampel air
Selain melakukan survei wawancara kepada responden, Forkami juga mengambil 252 sampel air secara acak. Sampel itu kemudian diteliti di laboratorium.
Hasil penelitian sampel air, 57,94 persen air di Jakarta sudah memenuhi syarat bakteriologi. Angka kelayakan itu berbanding lurus dengan penyakit yang diderita responden. Tercatat hanya 4,42 persen responden pernah menderita diare dalam satu tahun terakhir. Penyakit lain adalah infeksi kulit yang dialami 2,9 persen responden.
Namun, masih ada pengalaman buruk atas air bersih yang diterima warga. Sejumlah 14,08 persen responden menerima air yang masih keruh. Jumlah itu bertambah pada musim hujan menjadi 19,45 persen. Selain itu, air yang berwarna juga masih diterima 16,31 persen responden pada musim hujan, berbau (14,24 persen), dan air yang berasa (9,39 persen). (ART)
Post Date : 20 Juli 2010
|