Sumur Bor Jadi Pilihan Warga

Sumber:Kompas - 25 September 2008
Kategori:Air Minum

Jakarta, kompas - Pada musim kemarau ini, Jakarta kembali mengalami kekeringan. Sejak dua bulan lalu, air bersih sulit didapat. Sebagian sumur warga kering, aliran air PDAM kian seret. Dampaknya, warga beramai-ramai membuat atau memperdalam sumur bor meski itu berarti harus merogoh kocek jutaan rupiah.

Saharjo (43), warga Jalan Saara, Joglo, Jakarta Barat, yang berprofesi sebagai tukang gali sumur bor mengatakan, banyak panggilan kerja membuat sumur sejak Juni lalu. Dalam satu minggu, ia dan empat pembantunya bisa membuat dua hingga tiga sumur bor di kawasan Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Tangerang. Padahal, sebelumnya rata-rata hanya ada satu-dua panggilan setiap bulan.

”Kebanyakan permintaan datang dari pemilik rumah di kawasan perumahan baru. Rata-rata sumur bor buatan pihak pengembang kering karena dangkal. Mereka terpaksa harus membuat lagi, apalagi saat kemarau seperti ini,” kata Saharjo, Rabu (24/9).

Biaya

Untuk biaya pembuatan sumur bor baru, Saharjo mematok harga Rp 2,5 juta hingga Rp 8 juta. Biaya tersebut sudah termasuk upah pekerja yang mencapai tiga-lima orang selama satu-lima hari, sewa peralatan pengeboran, mesin pompa kualitas nomor dua, dan pipa sepanjang yang diperlukan. Rata-rata Saharjo melayani pengeboran 8 meter-15 meter.

Kasnan (56), spesialis sumur bor yang bermukim di belakang Pasar Kenari, Jakarta Pusat, menambahkan, biaya pembuatan sumur bor amat tergantung dari kondisi tanah yang akan digali serta kedalaman pengeboran. Semakin dalam pengeboran, diperlukan lebih dari dua mata bor karena alat ini bisa rusak ketika harus menembus lapisan tanah keras atau batu-batuan.

”Jenis mesin pompanya juga harus yang bertenaga untuk menarik air dari kedalaman puluhan meter. Biaya yang dibutuhkan bisa lebih dari Rp 15 juta-Rp 20 juta untuk pengeboran lebih dari 30 meter. Saya melayani pengeboran air tanah kedalaman lebih dari 100 meter, biaya bisa sampai Rp 100 juta,” kata Kasnan.

Umi Kalsum (42), warga Kelurahan Gagak, Larangan Selatan, Kota Tangerang, mengatakan, kekeringan sumur sudah dirasakan hampir sebulan lalu. (PIN/NEL)



Post Date : 25 September 2008