|
SEMARANG (SINDO) – Sembilan kelurahan di Kota Semarang memperoleh bantuan dari program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) oleh pemerintah pusat. Bantuan tersebut, berupa pembuatan sumur artesis serta sanitasi terpadu yang diberikan ke Kelurahan Tambakaji, Gondoriyo,dan Wates (Kecamatan Ngaliyan), Rowosari (Kecamatan Tembalang), Purwosari (Kecamatan Mijen), Kalisegoro, Pakintelan, Sadeng, dan Gunungpati (Kecamatan Gunungpati). Koordinator Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas Adi Cahyo Nugroho mengatakan, bantuan tersebut ditujukan ke wilayah-wilayah yang selama ini selalu sulit untuk memperoleh air bersih. Program ini juga dimaksudkan untuk merombak perilaku masyarakatterkaitlingkungansekitar selama ini,terutama berkaitan dengan sanitasi. ”Program ini sebenarnya tidak melulu pada pembuatan sumber air berupa sumur artetis. Jika memang sudah ada sumber airnya, bisa dialihkan pada pemanfaatan secara baik sumber air yang telah ada,”katanya. Dia menyebutkan, program yang digulirkan itu,merupakan program lintas departemen, di antaranya Departemen Pekerjaan Umum (DPU),Depdagri, dan Departemen Kesehatan dengan fasilitas pendanaan dari World Bank. Di seluruh Indonesia sedikitnya 15 Provinsi yang menerima bantuan ini termasuk Jateng.Untuk Jateng, sedikitnya ada 30 kabupaten/- kota termasuk Semarang. Rincian bantuan tersebut, Rp192,5 juta dari APBN dan dana pendampingan Rp27,5 juta dari APBD. Sedangkan dana swadaya dari masyarakat Rp44 juta yang berupa tenaga dan material, serta dana cashRp 11 juta. ”Setelah program selesai, fasilitas yang telah terbentuk akan diserahkan sepenuhnya ke masyarakat melalui Lembaga Keswadayaan masyarakat (LKM),”tukasnya. Di sejumlah wilayah di Semarang, program ini telah berjalan. Di antaranya di Kelurahan Pakintelan yang kini tengah membuat sumur artetis di RT 4/I.Sumur tersebut nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga di RT 3 dan RT 4 yang memiliki jumlah kepala (KK) sekitar 100 KK. Warga di kawasan tersebut selalu kesulitan memperoleh air. Sebelumnya,warga selalu mengandalkan air di sendang Winosari.Sebelum dikonsumsi, air sendang tersebut sebelumnya ditampung dalam tandon baru kemudian dialirkan ke rumah warga. Namun, seiring datangnya musim kemarau, volume air sendang menyusut, sehingga warga harus antre untuk memperoleh air yang masih tersimpan di tandon. ” Dengan sumur artetis ini mudah-mudahan pada kedalaman 100 meter sudah dapat air,”jelas Ketua RT 3/I Pakintelan Jupri. (susilo himawan) Post Date : 27 Oktober 2008 |