|
SUNGGUMINASA-- Masyarakat Kecamatan Parangloe yang sejak beberapa hari belakangan kesulitan memperoleh air bersih, terutama pascalongsoran Gunung Bawakaraeng 2004 lalu tampaknya dalam waktu singkat ini akan keluar dari kesulitan tersebut. Dalam waktu dekat ini, PDAM Sungguminasa Gowa segera mengujicobakan sumber instalasi air yang dibangun Dinas Tata Ruang di bantaran Sungai Jeneberang. Meski demikian, PDAM masih ragu, apakah sumber instalasi air itu mampu menyuplai air sesuai dengan harapan atau tidak. Maklum standarisasi yang dipakai Dinas Tata Ruang selaku penanggung jawab pembangunan sedikit berbeda dengan konsep pembangunan instalasi air yang diterapkan PDAM selama ini. Direktur Utama (Dirut) PDAM Sungguminasa, Jumat 3 Juni kemarin, Hasanuddin Kamal menjelaskan, instalasi sumber air yang dipakai PDAM memiliki kedalaman minimal hingga lima meter. Sementara instalasi yang dibangun Dinas Tata Ruang Parangloe hanya memiliki kedalaman tiga meter kendati konstruksinya lima meter, tiga meter ke bawah dan dua meter sebagai dinding bagian permukaan tanah. "Kami memang cukup meragukan faktor kedalamannya. Padahal itu sangat menentukan seberapa banyak debit air yang bisa diperoleh. Tapi mudah-mudahan debit airnya cukup," ungkapnya. Jika debit airnya cukup menurut dia, maka sumber instalasi air atau sumur resapan itu diharapkan bisa mengalirkan air bersih untuk sekitar 200 unit rumah. Hasanuddin mengakui suplai air tersebut belum cukup mengatasi kesulitan air bersih secara menyeluruh di kecamatan yang berdataran tinggi tersebut. Namun paling tidak katanya, sebagian masyarakat di beberapa daerah sudah bisa keluar dari kesulitannya dalam memperoleh air selama ini. Hasanuddin juga berjanji semaksimal mungkin tidak membebani masyarakat terkait dengan persoalan tarif. "Pokoknya bagaimana air bisa disalurkan dengan cukup. Soal untung atau rugi, itu urusan kedua. Yang penting biaya produksi bisa tertutupi," ujarnya. Post Date : 04 Juni 2005 |