|
KARANGANYAR - Sumber air ondho-ondho di Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar, dikabarkan akan disalurkan untuk memasok kebutuhan air bersih PDAM Magetan, Jatim. Berkait dengan beredarnya kabar tersebut, Komisi B DPRD meminta agar Pemkab Karanganyar tidak mengalihkan sumber air tersebut ke wilayah lain, mengingat PDAM Karanganyar sendiri masih kekurangan pasokan air untuk menyuplai kebutuhan air bersih di Karanganyar bagian selatan, yakni, Kecamatan Jatipuro, Jatiyoso, Jumantono, dan Jumapolo atau yang dikenal dengan 4J. "Saat kunjungan kerja ke sumber air tersebut, kami menerima pengaduan warga kalau sumber air tersebut akan dialihkan ke Magetan untuk menyuplai PDAM Magetan. Jika hal itu benar, kami menilainya aneh, karena PDAM sendiri masih kekurangan air untuk melayani kebutuhan warga di 4J,"tutur anggota Komisi B DPRD, Tony Hatmoko, seusai melakukan kunjungan kerja ke Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, kemarin. Menurutnya, ribuan warga di kecamatan 4J masih belum terjangkau pelayanan PDAM, karena suplai air belum memadai. Beberapa waktu lalu, PDAM berupaya memanfaatkan sumber air Watupawon Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, untuk menambah pasokan air bagi pelanggan. Namun, rencana tersebut ditentang warga di bagian hilir sumber air tersebut. Dengan kondisi tersebut, imbuhnya, sumber air ondho-ondho seharusnya dimanfaatkan PDAM sendiri untuk menyuplai kebutuhan air masyarakat Karanganyar. Jika sumber itu dimanfaatkan sendiri, imbuhnya, warga sekitar itu juga lebih sreg. Namun demikian, ia tetap menyarankan agar pemanfaatan sumber air tersebut dilakukan kajian mendalam, sehingga tidak berakhir seperti sumber air Watupawon. "Kawasan 4J akan menjadi kawasan segitiga emas dan sangat ramai. Penduduknya juga kian padat. Jika kondisi itu tak dibarengi dengan upaya penyediaan sarana yang memadai, bisa menghambat,"urainya. Kendati debit airnya hanya sebesar 30 L/detik, tetapi sumber air yang terletak di daerah terpencil di Kecamatan Jatiyoso dan berbatasan dengan wilayah Magetan tersebut sangat dibutuhkan warga Karanganyar. Debit yang dihasilkan sumber air tanah itu sama dengan rencana teknis air yang diambil dari sumber Watupawon atau bisa memenuhi kebutuhan sekitar 2.500-3.000 keluarga di empat kecamatan. Secara terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Drs Sukismiyadi, menegaskan, Pemkab belum memiliki rencana sejauh itu. Apalagi sampai menjual sumber air ke wilayah lain. Menurutnya, terkait dengan masalah sumber air baru tersebut, Pemkab sepakat menyerahkan persoalan itu kepada PDAM selaku sektor utama. "Bagaimana teknis pelaksaannya, PDAM yang akan menentukan,"paparnya. (G18-16h) Post Date : 14 Desember 2005 |