Sumber Air Kurang Termanfaatkan

Sumber:Kompas - 19 Agustus 2010
Kategori:Air Minum

BLORA, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Blora kurang optimal memanfaatkan sumber-sumber air bersih, padahal Blora selalu mengalami kekeringan setiap tahun. Alasan utamanya adalah keuangan daerah tidak cukup untuk membiayai pemanfaatan sumber-sumber air secara memadai.

Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Blora, Eko Budi Resetiawan, di Blora, akhir pekan lalu, mengatakan, di Blora banyak sumber air permukaan yang belum tergarap, misalnya Bengawan Solo dan Waduk Bentolo.

PDAM telah mengantongi surat izin pengambilan air baku Bengawan Solo dari Pengelola Sumber Daya Air Jawa Tengah sebesar 300 liter per detik. Namun saat ini baru terealisasi 40 liter per detik untuk memenuhi kebutuhan bersih di Kecamatan Cepu.

"Kalau ada dana, kami dapat memipanisasi air baku Bengawan Solo setidaknya untuk dua kecamatan lagi, yaitu Sambong dan Jiken. Untuk mendapatkan dana pembuatan detail engineering design (DED)-nya pun kesulitan, apalagi untuk menjalankan pipanisasi itu," kata Eko.

Menurut Eko, PDAM telah membuat DED program pipanisasi air baku Waduk Bentolo dari Kecamatan Todanan ke Kecamatan Blora Kota. Pipanisasi sepanjang 41 kilometer itu bernilai investasi Rp 42 miliar. Tujuannya adalah menambah pasokan air bersih untuk Kecamatan Todanan, Ngawen, dan Kecamatan Blora Kota. Saat ini baru ada 1.000 warga yang terjangkau PDAM di Kecamatan Todanan dan Ngawen, sedangkan di Blora 2.500 warga.

"Sejak DED jadi pada 2009 hingga sekarang, belum ada alokasi khusus untuk merealisasikan pipanisasi air baku Waduk Bentolo," kata Eko.

Kepala PDAM Cabang Blora Kota Hanafi mengemukakan, banyak pelanggan menilai PDAM Blora kurang cekatan mengatasi masalah air bersih setiap kemarau. Pasalnya, sumber-sumber air PDAM di Blora Kota, seperti Waduk Tempuran, Sungai Ngampel, dan mata air Kajar, debit airnya selalu turun drastis atau bahkan mengering. (hen)



Post Date : 19 Agustus 2010