KEBUMEN-Kekeringan mengakibatkan sejumlah daerah kesulitan air bersih. Terutama di daerah utara yang merupakan daerah pegunungan.
Di Desa Totogan, Kecamatan Karangsambung, warga antre air hingga waktu sahur. Di Desa Banioro, Kecamatan Karangsambung, warganya memindah kamar kecil di sungai.
Supiah (34), warga Totogan, mengemukakan, sumber air di desanya hanya dua. Pertama, di dekat rumah mantan Kades Totogan Sutrisno.
Kedua, di atas pegunungan dekat jalan desa. “Sekarang sumber airnya kering. Kami harus menunggu sampai sahur untuk mendapatkan air. Itu pun sangat sulit, karena banyak yang butuh air, sedangkan persediaan sedikit,” ungkapnya.
Karena membutuhkan air, acapkali untuk mendapatkannya harus adu mulut terlebih dahulu. “Ket mau ngumbahi bae ora rampung-rampung. Mbok iya gentenan banyu lagi langka (Dari tadi mencuci tidak rampung-rampung. Gantian, air sedang langka),” omel Sarni kepada Ny Tirto.
Warga Desa Totogan yang sudah tidak lagi mendapatkan air di sumber air tersebut kemudian pindah ke sungai. Mereka membuat belik di pinggir-pinggir Sungai Lukulo dan Sungai Banjaran.
Hal yang sama juga dialami warga Desa Banioro. Ny Paimin (46), warga Banioro, mengatakan, setiap hari mengambil air dari Sungai Luk Ulo. Bersama warga yang lain, dia menggunakan ember dan jerigen untuk mengambil air. (K5-66)
Post Date : 24 Agustus 2009
|