|
Yogyakarta, Kompas - Sejumlah mata air di Kecamatan Gedangsari dan Patuk, Gunung Kidul, mulai mengering memasuki musim kemarau. Banyak bebatuan sumber mata air dua daerah itu pecah akibat gempa dua tahun lalu, sehingga air tak lagi mengalir sepanjang tahun. Dulunya dua sumber itu tidak pernah kering. Lain halnya di Kulon Progo, pemanfaatan mata air yang ada di Kecamatan Girimulyo untuk warga di musim kemarau belum optimal. Terbatasnya anggaran daerah dan kondisi geografis wilayah yang berbukit menjadi kendala penyaluran air bersih ke rumah-rumah penduduk. Di Dusun Boyo, Gedangsari, Gunung Kidul, ada 21 mata air yang dulu tetap mengalir di musim kemarau kini sudah mulai mengecil debit airnya. Masyarakat di dua kecamatan itu hingga kini juga tak memiliki tempat penampungan air hujan. Rata-rata tiap rumah membutuhkan empat jeriken air per hari untuk kebutuhan mandi, mencuci, dan minum. "Tiap rumah sudah sedia dua jeriken untuk mengambil air yang jaraknya tiga kilometer di Dusun Karangpadangan," ujar warga Dusun Boyo Lasidi (50), Jumat (30/5). Warga juga sudah berinisiatif gotong royong iuran untuk pembelian paralon dan pompa penyedot air dari sumber mata air yang tak mati. Tiap rumah tangga harus mengeluarkan dana Rp 500.000. Akibat matinya sumber air, 15 hektar lahan padi sudah tak memperoleh pengairan dan terancam gagal panen. Manual Setidaknya terdapat beberapa sumber mata air yang hingga kini masih dimanfaatkan secara manual di Kulon Progo. Umumnya, mata air itu berada di Desa Jatimulyo, seperti Tuk Mudal yang ada di Dusun Banyuanti, sendang di Dusun Jembirit, dan sungai bawah tanah di Goa Sumitro. Menurut Sutimin (30), warga Dusun Banyuanti, sudah ada pipa yang mengalirkan air Tuk Mudal menuju lokasi yang lebih rendah, sekitar 100 meter dari mata air. Warga yang mampu bisa menyalurkan air dengan memakai selang atau paralon pribadi. Warga yang tinggal di atas Tuk Mudal, terpaksa mengambil air secara manual. Camat Girimulyo Sumiran mengatakan sudah beberapa kali mengajukan permohonan kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk penyediaan sarana dan prasarana penyaluran air bersih. Hingga kini belum banyak permohonan yang terealisasi. Salah satu yang terbaru adalah pompa air di Tuk Mudal, tetapi belum dioperasikan. Ia mengakui, sulit mengandalkan keswadayaan warga karena lebih dari separo jumlah penduduk Girimulyo hidup di bawah garis kemiskinan. (YOP/WKM) Post Date : 30 Mei 2008 |