|
PANGKALPINANG Musim kemarau panjang tahun ini mengakibatkan sumber air baku milik PDAM Kota Pangkalpinang tidak dapat digunakan. Dari tiga sumber air yang ada, hanya dua kolong masih dapat beroperasi melayani pelanggan. Akibatnya sekitar 2.000 pelanggan perusahaan air minum ini tidak terlayani. Menurut Kepala Bagian Teknis PDAM Kota Pangkalpinang Suyadi BE, Sumber air baku yang masih digunakan yaitu kolong Mangkol dan Bacang. Sedangkan di Pedindang sudah dihentikan sejak 6 September yang lalu. Untuk pendistribusian air dari sumber air baku Mangkol sedikit tersendat. Pasalnya untuk pelanggan yang berdomisili daerah tinggi hanya bisa menerima air pada malam hari. Untuk daerah Terak masih mendapatkan air, namun malam hari. Kalau daerah yang lebih rendah, pagi saja airnya sudah dapat, jelasnya Suyadi, Selasa (12/9). Saat ini sumber dari mata air Mangkol sudah setengah pipa. Suyadi menambahkan, mobil tangki juga mengambil air dari tempat tersebut, jadi tekanan air tidak naik. Dikhawatirkan jika hujan tidak juga ada, dalam waktu dekat air di Mangkol akan habis. Pasalnya sekarang ini debit air sudah mulai mengecil yaitu sekitar sepuluh liter per detik. Sementara kondisi pipa Bacang, menurut Suyadi masih bisa beroperasi dengan baik. Pelanggan di daerah Pangkalbalam dan daerah-daerah industri seperti Bacang, Bukit Intan Asri sampai Semabung baru masih tetap terlayani. Kondisi kolongnya baik, selain itu airnya bersih. Padahal biasanya air kolong ini sering keruh. Diperkirakan untuk tiga bulan kedepan, sumber air baku Kolong Bacang masih bisa melayani pelanggan. Debit air saat ini mencapai 20 liter per detik. Dulunya distribusi air dari kolong ini sempet berhenti dikarenakan ada permasalahan listrik, kata Suyadi. Tidak beroperasinya pipa Pedindang, mengakibatkan 3/4 pelanggan PDAM kota tidak terlayani. Pelanggan aktif di kota Pangkalpinang saat ini sekitar 3.000 pelanggan. Suyadi mengatakan, jadi saat ini PDAM tidak melayani sekitar 2.000 pelanggan. Meskipun tidak mendapat air warga tetap harus membayar biaya minimal senilai Rp 17.000. Agar tetap dapat memberi pelayanan kepada warga Kota Pangkapinang, PDAM langsung menjual air dalam tangki. Suyadi menambahkan, warga bisa membeli air per tangki di kantor PDAM dengan mendaftar terlebih dahulu. Untuk dalam kota tangki berisi 4.000 liter dijual seharga Rp 100.000. Agar air tidak terbuang percuma, pembeli harus memiliki tempat penampungan air. Pembeli dapat menyiapkan drum, karena selang mobil tangki kita terbatas, ujar Suyadi. Musin kemarau tahun ini, cukup banyak warga kota yang membeli air tangki. Dalam satu hari PDAM bisa menjual delapan tangki. Suyadi menjelaskan, banyaknya permintaan tersebut mengakibatkan pembeli harus rela menunggu antrian. Sedikitnya PDAM memiliki sembilan mobil tangki, namun dua di antaranya tidak dapat digunakan lagi. Lima unit mobil tangki melayani pelanggan, sementara dua unit lainnya melayani pelabuhan. Saya punya rencana untuk menempatkan tangki air yang tidak dipakai lagi di pinggir jalan. Jadi pelanggan di daerah yang sulit air bisa beli menggunakan jeriken. Nanti air dijual sekitar Rp 500 hingga Rp 1.000 per jeriken, jelas Suyadi.(mg2) Post Date : 13 September 2006 |