|
AIR yang ada di Pulau Kambuno, sama sekali tak layak dikonsumsi. Jangankan untuk diminum, untuk mandi saja sangat tak layak. Yang lebih menyusahkan warga karena sabun tidak bisa berbusa. Mereka terpaksa mengakalinya dengan mencampur sedikit air tawar untuk membersihkan badan. Campuran ini pun bisa membusakan sabun. Akibat air yang ada di Kambuno tak layak untuk mandi, warga terpaksa harus berburu air tawar. Inilah yang membuat konsumsi air tawar meningkat. Setiap keluarga butuh minimal empat jeriken per hari. Apalagi, cuaca panas di daerah itu membuat orang cepat merasa gerah. "Terus terang kami sangat cemas dengan pernyataan sejumlah pihak soal rencana pengadaan mesin penyulingan air yang dilansir media massa. Ada kesan, usulan pengadaan mesin penyulingan tersebut dimentahkan DPRD. Padahal, ini merupakan kebutuhan langsung masyarakat. Makanya kami berharap hati nurani dewan dalam menyikapi hal ini," tambah Rafiuddin. Baru-baru ini, sedikitnya tiga anggota DPRD Sinjai yakni A Fajar Yanwar, M Saad Akmal, dan A Ramlan bersama pihak eksekutif dan LSM melakukan studi banding soal mesin penyulingan air di Pangkep. Hasilnya, mesin tersebut dinilai tidak memberi kontribusi yang signifikan. Angka produksinya sangat rendah. Tak sebanding dengan anggaran pembeliannya dan kebutuhan masyarakat. Meski DPRD belum secara tegas menolak usulan tersebut, tanda-tanda ke arah itu sudah mulai muncul. Menurut M Saad, pihaknya bukannya tak peduli dengan kebutuhan masyarakat Pulau Sembilan. Namun, dewan tengah memikirkan solusi agar kebutuhan air bersih bisa tertangani secara efektif. "Apapun alasannya, kami sebagai warga Pulau Sembilan sangat berharap rencana pengadaan mesin penyulingan air ini tidak dibatalkan. Kalaupun kapasitas produksinya terbatas, biarlah untuk sementara dan anggaplah ini merupakan tahap pertama. Sampai kapan kami akan menderita begini," kata Rafiuddin.($)Lanjutan Berita Tanggal 11 Juli 2005 Dengan Judul Sulitnya Air Bersih di Pulau Sembilan Post Date : 12 Juli 2005 |