|
AIR bagi warga Dusun Pagedangan, Desa Wonokampir Kecamatan Watumalang Wonosobo, beberapa tahun lalu mungkin dianggap sebagai hal yang langka. Karena bisa menikmati yang namanya air, justeru hanya di musim hujan. Padahal, daerah Kabupaten Wonosobo sebagai daerah kaya air. Namun sejak pertengahan Bulan Februari 2006 lalu, air mulai mudah didapatkan. Ratusan warga semakin gembira setelah air bersih hasil swadaya yang debitnya cukup besar, bisa mereka nikmati. Menurut Kepala Desa (Kades) Wonokampir, Amin Faerozi Afik (36 tahun) yang ditemui KR di rumahnya mengatakan, untuk mewujudkan impian warga memiliki air, pihaknya bersama sejumlah warga desa sejak beberapa tahun lalu melakukan survei dan mencari sumber air yang debitnya besar. Beberapa mata air hasil survei pun didapat. Kemudian dipilih yang terbesar dan paling mudah dijangkau. Akhirnya berdasar musyawarah, warga memilih sumber mata air di Dusun Lamuk Desa Kalidesel, Kecamatan Watumalang atau sekitar 10 km dari Desa Wonokampir. Pihaknya pun kemudian melakukan pendekatan dengan pemilik tanah. Tanah dan sumber mata air yang berbatasan dengan kawasan hutan itu pun dibeli. Meski untuk sementara ia harus utang kesana kemari, namun demi kepentingan 1194 keluarga atau sebanyak 4.428 jiwa, ia lakukan. Selanjutnya, dilakukan musyawarah dengan warganya, membahas upaya "memindahkan" air bersih di Dusun Lamuk ke Desa Wonokampir. Tercatat 135 keluarga menyatakan kesediaannya untuk menjadi pelanggan 'PDAM Swasta' itu. Sementara untuk mengalirkan air itu, harus melewati empat bukit di kawasan tersebut. Dan disepakati, setiap pelanggan dikenakan biaya sebesar Rp 1,5 juta. Untuk saat ini, telah terkumpul sebanyak Rp 170 juta. Adapun biaya pembuatan reservoir air dan pipa dari mata air sampai ke Desa Wonokampir, diperkirakan mencapai Rp 268 juta. Dijelaskan, untuk saat ini pemasangan pipa utama dari bak penampung di mata air sudah sampai ke desa. Namun begitu, belum dapat tersambung ke tiap rumah warga. Ditargetkan pada Agustus 2006, air bersih sudah tersambung ke rumah-rumah penduduk. Untuk sementara, air ditampung di masjid desa. Sehingga masyarakat yang membutuhkan air bersih, harus mengambil ke masjid. Mereka juga memanfaatkan untuk mencuci dan mandi di tempat itu. Tentang biaya perawatan dan pemeliharaan, Amin menjelaskan bahwa pengurus bersama pelanggan sepakat, tiap keluarga akan membayar langganan air setara satu kg beras/bulan.(BagyoHarsono/Yhr)-c Post Date : 09 Juni 2006 |