Sulap Sampah Plastik Rumah Tangga Menjadi Uang

Sumber:Koran Sindo - 18 Juni 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Sampah seringkali menjadi masalah lingkungan. Namun,bagi warga Desa Kemantren,Kecamatan Gedeg,Kabupaten Mojokerto,Jatim,sampah justru dijadikan komoditas yang menghasilkan uang.

DIdalam rumah tak terlalu besar di lingkungan RT 16 RW 4 Dusun Kangkungan, Desa Kemantren, tiga orang ibu rumah tangga tampak asyik memotong-motong berbagai jenis sampah plastik.Rumah milik Sunardi itu menjadi pusat kegiatan menggalakkan ramah lingkungan warga desa yang terletak di sebelah utara Kali Brantas. Masalah sampah pernah membuat pusing warga di kampung ini.

Alasannya karena mereka tak memiliki lahan untuk dijadikan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).TPA darurat yang lahannya milik salah satu warga sejak beberapa waktu lalu telah diminta oleh pemiliknya. Si pemilik beralasan sampah rumah tangga itu menimbulkan bau tak sedap. Begitu pula dengan lahan milik desa yang akhirnya dijadikan TPA. Lahan itu ternyata membutuhkan penataan ekstra hingga mengeluarkan biaya tak sedikit. Sementara sampah-sampah rumah tangga itu terus menggunung dan butuh penanganan.”Agar di lahan ini tak menumpuk sampah, kami akhirnya berpikir untuk memilah sampah-sampah itu,” ungkap Kepala Desa Kemantren,Ramli. Sunardi, salah satu warga Kemantren mencetuskan ide untuk mendaur ulang sampah rumah tangga itu.

Daur ulang diberlakukan untuk sampah jenis plastik dan yang bisa diuraikan. Dua solusi itu bisa menjawab persoalan sampah di Kemantren. Model pengelolaan sampah seperti ini mengubah drastis pola hidup warga setempat.Warga yang sebelumnya lebih memilih membuang sampah di Kali Brantas dan selokan, kini mulai tertib.Sampah dibuang di tabung komposter dan tas plastik khusus sampah plastik. ”Dan lingkungan kami menjadi bersih,bebas sampah,”katanya. Khusus untuk sampah plastik, ada kelompok tersendiri yang mengelolanya. Di bawah naungan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Karya Bersama, sampah- sampah itu “disulap”menjadi berbagai jenis produk yang bernilai ekonomis.

”Sudah dua bulan ini kami membuat berbagai produk dari sampah plastik,” ungkap Anis Hariyanti. Istri Sunardi inilah yang merancang berbagai produk berbahan baku sampah plastik. Mulai dari bungkus mi goreng,minyak goreng, pewangi, sabun dan jenis kemasan plastik lainnya.Sampah-sampah itu disulap menjadi tas, dompet, tempat pensil,serta taplak meja dengan harga yang bervariatif. ”Mulai harga Rp3.000 hingga Rp20.000 per buah,tergantung bahan dan tingkat kesulitannya,”paparnya. Sedikitnya ada enam orang yang dipekerjakan untuk “menyulap” sampah-sampah itu menjadi barang layak jual. ”Rata-rata pembelinya warga sekitar. Namun, banyak juga dari warga lain, terutama saat pameran,”ungkapnya.

Hasil usaha ini, kata dia, akan dikembalikan kepada warga dalam bentuk kegiatan sosial. Menurut Anis,daur ulang sampah ini bukan semata-mata untuk mencari keuntungan. Lebih dari itu untuk memecahkan masalah sampah yang sempat membingungkan warga. (tritus julan)



Post Date : 18 Juni 2010