Sukorejo Tagih Janji Air Bersih

Sumber:Koran Sindo - 27 Juli 2010
Kategori:Air Minum

SEMARANG(SI) – Pekerjaan Wali Kota Semarang Soemarmo HS bertambah.Warga Kampung Bangsewu dan Kampung Kalialang,Kelurahan Sukerejo, Kecamatan Gunungpati,Semarang menagih realisasi janji pemkot memasok air bersih.

Selama ini warga hanya mengandalkan sumur hujan yang kering setiap musim kemarau,seperti saat ini yang sudah memasuki pengujung musim hujan. Menurut warga, meskipun masih ada hujan pada musim kemarau tahun ini,mereka mengaku air hujan tersebut tidak cukup membuat sumur-sumur mereka penuh. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, seberapa warga yang tinggal dekat dengan Kali Keripik sengaja turun membuat belik-belik di dasar sungai.

Pada bagian tepinya ditata dengan batu kali agar terlindung dari kotoran. Pengamannya juga sangat sederhana, lubang belik- belik itu hanya ditutup dengan lembaran seng. Air inilah yang akan dijadikan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Kondisi air belik-belik memang cukup jernih. Selain untuk keperluan mandi, cuci, kakus (MCK), sebagian warga memanfaatkan air belik tersebut untuk minum dan memasak. Bagi warga yang mampu, membeli air dari PDAM atau air galon adalah jalan keluar utama.

Di RW 7 Kelurahan Sukorejo ada sembilan RT yang belum mendapat saluran air PDAM.Hal ini dikarenakan lokasi warga yang tinggal di RW 7 tinggi sehingga air tidak bisa naik menggapai rumah-rumah mereka. ”Kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk warga sini,seperti yang sudah ada di sebagian Kampung Kalialang Baru. Jadi, setiap musim kemarau kami (tidak lagi) selalu kekurangan air.

Warga berharap pemerintah mengurangi kesulitan kami ini,bagaimana caranyalah,” kata Saonah, warga RT 3/RW 7 Kampung Kalialang Baru kemarin. Harapan senada dikatakan Ngaliman, warga Kalialang. Dia menceritakan,setiap musim kemarau tiba warga harus antre mengambil air yang disalurkan dari Sendang Gayam ke kampung.

Warga selalu kerepotan ketika harus menunggu mendapat jatah air dari Sendang yang hanya dibuka dua hari sekali itu.Padahal jatah setiap kepala keluarga hanya dua pikul di musim kemarau dan lima pikul pada musim hujan. ”Katanya tahun kemarin harusnya kami sudah mendapatkan bantuan air, tapi karena kondisi kampung sini,air enggakkuat naik.

Jadi sampai sekarang belum ada bantuan. Kami hanya mengandalkan sendang, belik, dan bantuan PDAM.Tapi, semuanya tetap tidak bisa mencukupi kebutuhan air bersih warga,”ungkapnya. (sari septiyaningtias)



Post Date : 27 Juli 2010