SUBANG(SI) – Ratusan rumah di tiga desa di Kecamatan Legonkulon,Subang,Jabar,sejak Senin (12/10) malam hingga kemarin,terendam banjir akibat air rob Laut Jawa.
Ketinggian air rata-rata mencapai antara 80–110 sentimeter (cm). Berdasar data Satuan Koordinasi Pelaksanaan (Satkorlak) Bencana Alam Kecamatan Legonkulon, sebanyak 450 rumah yang terendam banjir berada di Desa Pengarengan, Legonwetan, dan Mayangan. Banjir juga merusak 120 hektare (ha) tambak ikan milik warga. Kerugian materi diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Salah seorang warga setempat, Aling, 45, mengaku air tiba-tiba masuk ke rumahnya saat dia tengah santai bersama keluarga di ruang tamu.
“Waktu itu, kami sedang kumpul dengan keluarga, tiba-tiba air masuk dari belakang rumah. Karena panik, kami bersama keluarga langsung keluar rumah,” tuturnya. Hal serupa juga dialami ratusan warga lain.Mereka panik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan jiwanya. Warga bergerombol di jalanan karena posisinya lebih tinggi ketimbang tempat tinggalnya.“Kami bersama ratusan warga lainnya bertahan di jalan sampai air mulai surut,sambil memantau pergerakan air,”tandasnya.
Ketua Satkorlak Bencana Alam Kecamatan Legonkulon Komarudin menyatakan, ketinggian air antara 80–110 cm merupakan kejadian terbesar sepanjang 2009. Apalagi,waktu surut air terbilang lama.“Sebenarnya banjir di daerah sini sudah menjadi rutinitas, tapi untuk 2009 ini, banjir kali ini termasuk terbesar. Surutnya juga lama sampai pertengahan malam. Kalau yang sudah-sudah air langsung surut, yang sekarang tidak,” paparnya. Dia menduga luapan air laut terjadi akibat gempa berkekuatan 5,1 skala Richter (SR) yang mengguncang daerah Tasikmalaya, Senin (12/10).
Indikasinya, banjir yang terjadi di wilayahnya itu terjadi pula di sepanjang pesisir utara,seperti daerah Blanakan dan Pusakanagara, Subang.“Saya kira ini ada keterkaitannya dengan gempa di Tasikmalaya karena luapan air laut juga terjadi di sepanjang pesisir utara,”tandasnya. Di bagian lain, hujan disertai angin kencang juga melanda Kabupaten Cianjur.Akibatnya,puluhan rumah di Kampung Lemah duhur, Kelurahan Muka, rusak. Selain menyebabkan puluhan rumah rusak, beberapa pohon di daerah tersebut juga tumbang.
“Hampir puluhan rumah di daerah ini gentingnya beterbangan.Namun,kami belum mengetahui rumah yang ambruk,” ungkap Yoyoh, 34, salah seorang warga sekitar,kemarin. Pascahujan deras disertai angin kencang,puluhan warga berupaya memperbaiki genting yang terbawa angin.Sebab,mereka khawatir hujan akan turun lagi mengguyuri wilayah tersebut.“Setelah hujan reda, warga pun langsung memperbaiki genting yang beterbangan itu karena takut hujan akan turun lagi,”tukasnya. Pohon tumbang itu, antara lain terjadi di pertigaan Jalan Dr Muwardi dan Jalan HOS Cokroaminoto.
Peristiwa tersebut sempat memacetkan arus lalu lintas.“Beruntung, saat pohon itu tumbang tidak ada pengendara maupun pejalan kaki yang lewat sehingga tidak ada korban jiwa,” ungkap Jajang, 26, salah seorang warga yang melihat pohon tumbang kemarin. Sementara itu,Pemerintah Kota (Pemkot) Batu, Jatimmulai siaga menghadapi bencana alam.“Hal ini karena kondisi geografis Kota Batu terdiri daerah perbukitan dan menjadi sumber mata air Sungai Brantas,” tandas Kepala Kantor Kesbanglinmas,Kota Batu Chairil Anwar, kemarin.
Dia menyatakn, daerah rawan bencana alam semacam tanah longsor, banjir bandang dan pohon tumbang berada di sekitar kawasan Kecamatan Bumiaji. Namun,tidak menutup kemungkinan daerah rawan bencana meluas. “Seperti di Desa Tlekung,Kecamatan Junrejo.” Hujan lebat disertai angin kencang dan petir diprediksi akan terus melanda pada pekan ketiga bulan ini. “Di dalamnya bisa menimbulkan pohon tumbang dan hujan lokal yang cukup lebat.Karena itu,kita terus siaga bencana.” (annas n/ricky s/maman)
Post Date : 14 Oktober 2009
|