|
Pembangunan Unit Pelayanan Satu Atap (UPSA) yang bertujuan untuk melaksanakan perizinan secara terpadu dan terkoordinasi agar masyarakat terhindar dari ekonomi biaya tinggi, diindikasikan belum tercapai dalam pelaksanaannya. Dalam Potret Kepuasan Konsumen Pelayanan Publik Kota Bandung, 2002, Unit Pelayanan Satu Atap (UPSA) menempati peringkat teratas sebagai dinas penyedia pelayanan publik yang dianggap bermasalah oleh konsumen, yaitu sebesar 89% konsumen menganggap pelayanan perizinan yang dilakukan UPSA bermasalah. Padahal tujuan formal pembangunan Unit Pelayanan Satu Atap (UPSA) adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan perizinan dan citra aparatur pelayanan perizinan di mata masyarakat. Oleh karena itu, terdapat indikasi ketidakefektifan penyelenggaraan perizinan oleh Unit Pelayanan Satu Atap (UPSA). Tujuan studi ini adalah merumusakan upaya-upaya yang diperlukan dalam rangka peningkatan keefektifan Unit Pelayanan Satu Atap (UPSA) dalam penyelenggaraan perizinan di Kota Bandung melalui merumuskan indikator keefektifan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakefektifan dan penyebab ketidakefektifan Unit Pelayanan Satu Atap (UPSA) dalam penyelenggaraan perizinan. Daftar Isi: Kata Pengantar Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Tinjauan Konsep Keefektifan dalam Penyelenggaraan Perizinan Bab 3 Gambaran Umum Penyelenggaraan Perizinan oleh Unit Pelayanan Satu Atap dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Di Kota Bandung Bab 4 Usulan Pengefektifan Unit Pelayanan Satu Atap (UPSA) dalam Penyelenggaraan Perizinan Di Kota Bandung Bab 5 Temuan Studi dan Kesimpulan Usulan Pengefektifan Unit Pelayanan Satu Atap dalam Penyelenggaraan Perizinan Di Kota Bandung Daftar Pustaka Lampiran A Daftar Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Responden Post Date : 16 September 2008 |