Sebuah pelatihan mengubah perspektif sebuah komunitas tentang pengelolaan sampah. Sekarang, mereka berdikari untuk menguatkan cara pandang baru itu.
Desa Jatirejoyoso terletak sekitar 25 kilometer sebelah selatan Kabupaten Malang. Lingkungan Jatirejoyoso jauh dari kesan padat dan kumuh, hampir setiap rumah memiliki pekarangan yang luas dengan air kali Metro, anak sungai Brantas mengalir di sana.
Hidup dengan kondisi lingkungan yang nyaman seperti itu rupanya membuat warga kurang punya kepedulian terhadap masalah lingkungan hidup. Warga membuang sampah sesuka hati ke sungai atau membakarnya di pekarangan rumah. Mereka tidak sadar perilaku mereka selain berbahaya bagi kesehatan juga merugikan komunitas lain yang tinggal di hilir sungai Brantas.
Tapi beberapa bulan terakhir, perilaku warga mulai berubah. “Saya mulai jarang melihat orang membakar sampah atau membuang sampah di sungai. Mungkin karena sejak Januari lalu karang taruna mulai berinisiatif mengambil sampah kering di rumah warga secara gratis,” kata Chabibah, 28 tahun, salah seorang pembina karang taruna.
“Awalnya banyak yang mengejek kegiatan ini, namun sejak ada pelatihan pengelolaan sampah yang diadakan oleh ESP dan Dinas Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Malang pada bulan April lalu, warga menjadi lebih terbuka terhadap ide-ide pengelolaan sampah alternatif,” tambah Chabibah.
Buku : Peduli Sanitasi Kabupaten Malang, “Menuju Prioritas Percepatan Pembangunan Sanitasi”. (ESP – USAID)
http://www.esp.or.id
Post Date : 19 Agustus 2009
|