|
TEPUS (KR) - Stok air hujan kiriman beberapa waktu lalu sebagian besar sudah habis, sehingga penduduk kawasan selatan Gunungkidul kembali kesulitan air. Karena itu Pemkab Gunungkidul dalam minggu ini merencanakan mengirim bantuan air lagi. Sebab beberapa desa sudah mengajukan permintaan kiriman air. "Untuk sementara akan dioperasikan 5 tanki air dengan volume pengiriman sekitar 30 rit," kata Asisten Administrasi Pembangungan (Asek II) Pemkab Gunungkidul Basuki Rochim Bsc SIP menjawab pertanyaan KR, Minggu (31/7). Sebelumnya pemerintah menghentikan pengiriman bantuan air menyusul hujan kiriman yang datang secara beruntun. Pengiriman bantuan ini sudah dihentikan sekitar 3 minggu lalu karena masyarakat kawasan kering memanfaatkan air hujan yang ada di bak-bak penampungan air hujan. Pada saat terjadi hujan kiriman itu pemerintah sedikit dapat bernafas, karena dananya tidak dioperasikan selama tiga minggu. "Tetapi kini segera akan dioperasikan kembali," tambahnya. Namun sekarang ini kekeringan tak hanya melanda wilayah selatan. Desa Baleharjo, Kecamatan Kota Wonosari sebagian wilayahnya juga kesulitan air. "Sumur-sumur yang ada sudah kering," kata Damiyo Saputra warga setempat. Kini pedagang air dengan menggunakan drum-drum untuk dijual di Kota Wonosari mulai marak kembali. Bahkan tak hanya di Wonosari sebagian wilayah Kecamatan Karangmojo juga terlanda kekeringan. Di Desa Bejiharjo, misalnya, sumber alam seperti Sendang Beji dan Jebul diserbu penduduk. Mereka mengangkut air untuk kebutuhan rumah tangga. Selain itu mereka mencuci dan mandi langsung di sumber-sumber alam tersebut. Meningkatnya permintaan air bersih ini juga dapat dilihat di tempat pengambilan air di Sumur Bor Siraman, Kecamatan Wonosari. Ketika ada hujan kiriman tidak satu tankipun mengambil air. Tetapi dalam dua hari ini permintaan naik. Walaupun belum seperti bulan-bulan sebelumnya. Sekarang ini sudah ada sekitar 20 hingga 25 tanki sehari. "Tetapi belum seramai biasanya," kata Mbah Ratman, operator sumur pompa Siraman yang ditemui KR. Kendati permitaan belum sebanyak dulu, seluruh wilayah kekeringan sudah minta kiriman air dari pedagang swasta. Saat ini kebutuhan air mulai meningkat Sementara bak-bak penampungan yang ada sudah banyak yang kering. Di sisi lain banyak orang punya hajatan serta pesta tradisional bersih desa yang membutuhkan air cukup banyak. "Selain kebutuhan rutin memang ada kebutuhan untuk hajatan dan Rasulan," tambah Damiyo Saputra. Soal harga memang tak ada banyak perubahan. Paling murah Rp 50 ribu dan paling mahal Rp 100 ribu per tanki. Sedang untuk penjualan per drum harganya variasi Rp 6 ribu- Rp 8 ribu. Penjualan menggunakan kendaraan kecil terbuka ini hanya pelayanan untuk Kecamatan Wonosari, Karangmojo dan sekitarnya. "Untuk wilayah selatan menggunakan tanki," tutur Damiyo Saputra. (Ewi/Her)-b Post Date : 01 Agustus 2005 |