Sosialisasi Perilaku dari Bangku Sekolah

Sumber:Media Indonesia - 03 Mei 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

SELAIN mengajak para investor ke Bali untuk menangani sampah, pemerintah juga seharusnya terus melakukan berbagai upaya sosialisasi tentang perilaku masyarakat yang berhubungan dengan sampah.

Menurut I Putu Sudiarta, dosen Pascasarjana Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Denpasar, Bali, masyarakat perlu disadarkan bahwa sampah merupakan permasalahan besar bagi sebagian besar negara di belahan dunia ini. Banjir, sumber penyakit, kumuh, dan lebih utama lagi, pencemaran lingkungan, adalah dampak dari sampah yang dibuang tanpa aturan.

Tak bisa dipungkiri, masyarakat belum sadar tentang pentingnya pengelolaan sampah secara benar. Salah satu penyebabnya, menurut pakar sampah yang pernah kuliah di Jepang ini, adalah penghasilan yang terlalu rendah dari masyarakat sehingga kurang peduli terhadap lingkungan dan kesehatan. Apalagi di tengah himpitan ekonomi seperti sekarang.

Di lain pihak, pernyataan itu tak selalu benar. Banyak pula kalangan ekonomi menengah ke atas, intelektual, dan para pemegang otoritas juga tak peduli dengan sampah.

Hal tersebut menunjukkan moral dan kesadaran orang kita masih jauh dari yang namanya layak. Upaya pemerintah pun belum maksimal mengelola sampah secara benar.

Pada tataran teoretis yang bisa diaplikasikan di Bali, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menyelamatkan Bali dari sampah. Sebagaimana di negara maju di dunia, pemisahan sampah dimulai dari rumah tangga. "Bila sudah dari rumah tangga hal itu dilakukan, penanganan selanjutnya akan lebih mudah," ujar Sudiarta.

Untuk itu, sosialisasi harus terus dilakukan untuk mengubah perilaku masyarakat tentang sampah. Salah satunya dilakukan melalui sekolah.

Sekolah dasar (SD) merupakan awal yang tepat menanamkan kepedulian lingkungan dengan pengelolaan sampah tersebut, diikuti SMP, SMA, dan universitas. Bila selama hampir 16 tahun sosialisasi terus dilakukan, siswa akan menularkan kebiasaan ini ke pada keluarga, lingkungan tempat tinggal, desa, sampai komunitas yang lebih luas.

Pada tingkat basic di keluarga atau di rumah, sampah dapat dipisahkan menjadi tiga kategori, yakni organik, nonorganik non-recycle, dan nonorganik recycle. Ini memudahkan sampah untuk diangkut dan didistribusikan ke pengumpulan sampah.

Sebagai daerah pariwisata, sosialisasi pemahaman dasar tentang pengolahan sampah di Bali juga harus dilakukan di hotel dan restoran. Melalui peraturan hotel, semua pengelolaan sampah sangat mungkin dan mudah dilakukan, termasuk pemilahan jenis sampah. Peraturan tentang sampah di hotel pun akan sangat dimengerti oleh wisatawan. (OL/M-4)



Post Date : 03 Mei 2010