|
Memasak air untuk minum setelah kenaikan harga minyak tanah maupun gas terasa cukup menguras kantong. Kendati berat, air tetap harus dimasak untuk hiegienitasnya. Namun, kini ada solusi hemat untuk mendapatkan air minum sehat tanpa merebus, tetapi cukup meneteskan air Rahmat --singkatan dari Murah, Mudah dan Sehat. Cukup menuang beberapa tetes Air Rahmat ke dalam satu galon air mentah berkualitas, air tersebut bisa langsung diminum. Penggunaan Air Rahmat ini telah menjadi bagian dari warga di sepanjang bantar Kali Ciliwung di Kelurahan Rawajati, Kalibata, Jakarta Selatan. Program Air Minum Bersih yang disponsori USAID melalui Kemitraan Aman Tirta dengan sejumlah organisasi LSM itu mampu menghemat biaya pengeluaran bulanan warga setempat. Menurut Robert Ainslie dari Kemitraan Aman Tirta saat melihat dari dekat pelaksanaan program tersebut, pekan lalu, Air Rahmat yang mengandung 1,25 persen sodium hypochlorite-- zat pemurni air sebenarnya bukan barang baru. Karena larutan semaca itu telah digunakan lebih dari di 25 negara di seluruh dunia. "Air Rahmat juga telah digunakan di Indonesia sebelumnya, khususnya di Timor Barat ketika terjadi bencana banjir dan di Aceh sejak hari-hari pertama bencana tsunami," ujar Ainslie. Larutan kaporit tersebut efektif menghilangkan kebanyakan mikroorganisme yang biasa mencemari air dan menyebabkan penyakit diare, kolera, disentri dan demam tipus. Hasil penelitian menunjukkan Air Rahmat dapat menurunkan resiko diare lebih dari 50 persen dibanding yang tidak menggunakannya. Ditambahkan, Air Rahmat juga praktis penggunaannya. Menurut dia, hanya dengan melarutkan tiga mililiter Air Rahmat dalam 20 liter air jernih, diaduk selama 30 detik dan ditunggu hingga 30 menit air rahmat sudah dapat diminum, tanpa perlu memasaknya. "Sehingga penggunaan Air Rahmat mampu menghemat uang untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) yang dipakai untuk memasak air secara signifikan," katanya. Hal senada dikemukakan Ketua Pelaksana Kemitraan Aman Tirta, Frieda Subrata. Katanya, air yang menggunakan Air Rahmat memang agak berbau kaporit, namun kaporit bukanlah zat yang berbahaya karena sodium hypochlorite (NaHCl3) hanyalah zat yang biasa membentuk garam. Sementara Ismail Malik dari Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi, Depkes mengemukakan, berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2003 menunjukkan sampel air minum bakteriologis yang memenuhi syarat baru sekitar 79,91 persen. Sedangkan sampel bakteriologis yang memenuhi syarat kesehatan baru sekitar 53,76 persen. "Karena itu perlunya dilakukan proses desinfekstan untuk air tanah di Indonesia. Proses tersebut untuk membunuh bibit penyakit yang berbahaya untuk kesehatan manusia," katanya. Syarat air minum sehat adalah harus bebas bakteriologis, fisiknya tidak berwarna maupun bau, tidak mengandung bahan kimiawi serta radio aktif. "Untuk penelitian ini kami memiliki sejumlah parameter apakah air bersih yang dialirkan melalui pipa itu memenuhi syarat air bersih," ucap Ismail. Pengalaman warga Kelurahan Rawajati, Kalibata yang memasak air berdasarkan harga rata-rata minyak tanah Rp 2.800 per liter, dalam waktu sebulan menghabiskan biaya Rp 102 per liter air. Sementara itu dengan Air Rahmat seharga Rp 4.000 per botol (100 ml) bisa digunakan untuk 660 liter air atau hanya menghabiskan uang Rp 6,5 per liter air minum. "Belum lagi jika dibandingkan dengan penggunaan air mineral seperti Aqua yang harganya mencapai Rp 9.000 per galon (20 liter air) atau Rp 450 per liter, sedangkan air isi ulang Rp 3.500 per 20 liter air atau Rp 175 per liter. Ketua Sekolah Perempuan Ciliwung di Kelurahan Rawajati, Kalibata, Rusiyah menuturkan, dirinya dan keluarganya sudah lama menggunakan Air Rahmat dan tetap sehat. "Saya senang menggunakan air ini karena lebih hemat. Saya biasanya habis sampai 30 liter minyak tanah per bulan untuk memasak, sekarang hanya habis 20 liter per bulan sejak memakai air Rahmat ini hanya untuk kegiatan masak sehari-hari," katanya menandaskan. (Tri Wahyuni) Post Date : 01 Januari 2006 |