|
MEDAN (SINDO) – Siswa SMA Negeri 2 Medan tengah mencoba mengelola sampah basah dan kering menjadi produk bermanfaat. Hal itu sebagai upaya untuk mengurangi dampak perusakan lingkungan akibat sampah. Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Masri Lubis menyatakan, langkah ini merupakan tindak lanjut sebagai salah satu dari dua sekolah yang dipilih untuk pilot project pengolahan sampah dari Lembaga Peduli Lingkungan Kirai dalam mengikuti Lomba Perbaikan Lingkungan Hidup Tingkat Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Se-Indonesia. “Kami bersama siswa akan mencoba memanfaatkan sampah yang kami hasilkan setiap hari ini menjadi sebuah produk.Mungkin,untuk sampah kering bisa menjadi produk olahan tangan. Kalau yang basah,bisa untuk kompos,” paparnya di selasela Pelatihan Lomba Perbaikan Lingkungan Hidup Tingkat Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di SMA 2 Medan kemarin. Menurut dia, kegiatan pengolahan sampah untuk perbaikan lingkungan masih belum dilakukan maksimal. Biasanya, sampah yang dihasilkan dari hasil jajanan siswa lebih banyak dimusnahkan. Ternyata, pemusnahan itu juga tidak memberi manfaat dibandingkan dikelola secara baik. Dalam kegiatan itu, sebanyak 100 siswa mengikuti bimbingan dan pelatihan tentang perbaikan lingkungan hidup. “Dari hasil pelatihan ini akan kami bicarakan dengan siswa kembali, pola pengelolaan seperti apa yang akan dilakukan.Kami berharap, tidak hanya siswa yang ikut pelatihan yang berpartisipasi dalam program ini, semua siswa juga dilibatkan,” paparnya. Sementara itu, instruktur Lembaga Peduli Lingkungan Kirai Susilawati Muslimah menyatakan,jika umat manusia tidak berupaya menyelamatkan bumi ini,sekitar 22 tahun lagi akan terjadi kerusakan alam yang cukup parah. “Apa yang bisa kita lakukan untuk bisa memperlambat kerusakan bumi, yakni mengelola sampah ini. Idenya boleh sederhana, tetapi pemanfaatnya terus-menerus,” paparnya. Dia menambahkan,upaya pemanfaatan lingkungan sedang digalakan di seluruh negara di dunia. Hal ini dilakukan sebagai upaya menentang kehancuran bumi dari pemanasan global, efek rumah kaca, dan kerusakan lingkungan. “Kami mencoba menampanyekan ini dari lingkungan sekolah. Harapannya, ideide yang dibuat siswa ini bisa diimplementasikan untuk kehidupan masyarakat secara luas,” tandasnya. (suharmansyah) Post Date : 28 November 2008 |