Sleman dan Gunungkidul Kesulitan Air

Sumber:Suara Merdeka - 29 Agustus 2006
Kategori:Air Minum
YOGYAKARTA - Keprihatinan warga Yogyakarta dan sekitarnya belum sirna akibat bencana gempa bumi 27 Mei 2006 silam, kini masyarakat Gunungkidul dan Sleman dihadapkan dengan permasalahan baru, yakni persoalan kekeringan. Saat ini, tercatat dari 373 dusun di 54 desa di Kabupaten Gunungkidul kekurangan air.

Sementara itu, di Kabupaten Sleman sedikitnya 12 ribu warga di empat desa yang ada di Kecamatan Prambanan juga mengalami hal yang sama. Kekeringan itu karena musim kemarau cukup panjang.

Ratusan telaga dan sumber mata air menyusut debitnya. Begitu juga sejumlah sungai yang melintas di Yogyakarta, juga mengalami hal yang sama.

Untuk mengantisipasinya, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah mengedrop air gratis, dengan mengerahkan 12 truk tangki. Namun, karena banyaknya dusun yang dilanda kekeringan, pengedropan air gratis tersebut belum menjangkau ke seluruh masyarakat.

Kepala Bagian Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Kabupaten Gunungkidul, I Ketut Santosa, saat dikonfirmasi menyatakan, permintaan pengedropan dari masyarakat terus mengalir.

Betul-betul Tidak Mampu

Saat ini, lanjut Ketut, setidaknya terdapat 54 desa dari 146 desa yang ada di Gunungkidul kesulitan air. ''Selain digilir, pengedropan air tersebut diprioritaskan bagi masyarakat yang betul-betul tidak mampu, sedangkan warga yang mempunyai tabungan atau ternak disarankan agar membeli air sendiri,'' pinta Ketut.

Saat ini, kata dia, terdapat 39.607 kepala keluarga (KK) atau 150.282 jiwa di Gunungkidul yang kesulitan memperoleh air.

Pengedropan air yang dilakukan Pemkab Gunungkidul, sejak awal Agustus lalu hingga saat ini, baru bisa menjangkau 20.932 KK atau sebanyak 77 ribu jiwa, yang berasal dari keluarga miskin.

Jika hingga Oktober tidak turun hujan, kekeringan diperkirakan bisa meluas. Di Kabupaten Gunungkidul sendiri terdapat tidak kurang dari 270 telaga, yang biasanya menjadi sumber air bagi masyarakat setempat.

Telaga yang masih mengeluarkan air, debitnya juga terus menyusut. Desa-desa yang paling parah dilanda kekeringan terdapat di Kecamatan Tepus sebanyak enam desa, Kecamatan Rongkop tujuh desa, Kecamatan Panggang enam desa, Kecamatan Girisubo tujuh desa, dan Kecamatan Saptosari tujuh desa.

Sementara itu, di Kabupaten Sleman, kekeringan dan kekurangan air bersih dialami 12 ribu warga di Kecamatan Prambanan. Dari enam desa yang mengalami kekeringan terdapat di Kecamatan Prambanan, empat desa di antaranya Desa Wukirharjo, Gayamharjo, Sumberharjo, dan Sambirejo. (sgt-39h)

Post Date : 29 Agustus 2006