|
Bandung, Kompas - Beberapa siswa SD Negeri Gegerkalong di Kompleks Perumahan Angkatan Darat Kota Bandung jatuh sakit karena tidak tahan mencium bau sampah. Sampah menumpuk sejak empat bulan lalu dan hanya diangkut sebagian. SD Negeri Gegerkalong di Kompleks Perumahan Angkatan Darat (KPAD) berdampingan dengan tempat pembuangan sementara (TPS) sampah di Jalan Manunggal Nomor 1, Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari. Kepala SDN Gegerkalong KPAD Cece Sekar Asih menjelaskan, bau sampah sangat menggangu proses belajar-mengajar. Sebab, sering kali bau sampah itu menerobos hingga ke ruang kelas. "Ada orangtua yang lapor anaknya sakit karena tidak kuat dengan bau sampah. Ada dua-tiga siswa yang sakit. Belum tahu betul apa itu dari sampah atau tidak. Tapi, anak-anak itu mual karena bau, kemudian sakit," kata Cece di Bandung, Kamis (22/3). Selain itu, Cece membantah kabar bahwa siswa terpaksa diliburkan karena adanya tumpukan sampah. Memang, kemarin siswa dipulangkan lebih pagi, sekitar pukul 10.00, karena para guru akan mengikuti doa bersama di Pusdai. TPS itu sebelumnya adalah tempat pengomposan sampah berbasis masyarakat. Ketua Cabang Persatuan Guru Republik Indonesia Kecamatan Sukasari Wasis Aji Budhi menjelaskan, pihaknya mendukung upaya pemerintah dan warga dalam mengelola sampah. Hanya, semestinya lokasi tersebut tidak berdekatan dengan sekolah atau berada di tengah permukiman seperti sekarang ini. "Bagaimanapun juga jelas mengganggu proses belajar-mengajar," ujarnya. Wasis berharap masalah ini segera ditangani sebelum muncul korban lebih banyak. Menumpuk Menurut pantauan Kompas, sampah menumpuk setinggi 1,5 meter sepanjang 25 meter. Diperkirakan volumenya mencapai 30 meter kubik. Sebagian besar sampah meluber di badan jalan, sedangkan air lindi mengalir di sekitarnya. Lalat dan belatung sangat mengganggu pengguna jalan. Kepala Bagian Hukum dan Humas Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Adi Taufik mengatakan akan segera mengecek ke lapangan mengenai adanya tumpukan sampah itu. "Kemarin sempat diangkut dengan loader. Mungkin saat ini mobilnya mogok," ujarnya. Adi menuturkan, pihaknya akan memberikan santunan kepada warga yang sakit akibat penumpukan sampah. "Kalau memang terbukti dia sakit karena sampah menumpuk, akan kami beri kompensasi. Akan tetapi, untuk saat ini kami baru akan mengadakan pengobatan gratis bagi warga di TPA Sarimukti. Untuk warga yang ada di Kota Bandung belum ada rencana pemberian kompensasi," kata Adi. (MHF) Post Date : 23 Maret 2007 |