Sistem Drainase Masih Buruk

Sumber:Koran Sindo - 27 Oktober 2008
Kategori:Drainase

JAKARTA (SINDO) – Meski belum memasuki musim penghujan,sejumlah wilayah di Jakarta rawan terhadap banjir lokal. Hal ini terkait buruknya sistem perairan mikro atau drainase.

Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Pemkot Jakarta Pusat Agus Priyono mengatakan, ada beberapa kawasan yang dianggap rawan banjir dan genangan air, di antaranya di Jalan Sudirman- Thamrin (tepatnya di depan Sarinah),Jalan Medan Merdeka,dan Sabang. Kawasan lain yang juga rawan yakni kawasan Menteng, Dwi Warna, dan Kemayoran.

Dia mengakui buruknya sistem drainase akibat banyak sampah yang dibuang masyarakat.”Hingga kini kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih rendah,” kata Agus kemarin.

Di Jalan Sudirman-Thamrin misalnya,petugas PU Tata Air kerap mendapati saluran air dipenuhi sampah.Akibatnya, saat terjadi hujan deras, jalan tersebut kerap tergenang air yang berdampak pada terputusnya jalur transportasi.

”Sampah itu tidak hanya berasal dari masyarakat, tapi juga petugas kebersihan,” ujarnya. Selain itu, keberadaan utilitas seperti pipa air minum dan kabel,juga menjadi penyebab saluran air tidak berfungsi secara optimal.

Menurut dia,banyak pemilik utilitas yang melanggar ketentuan dengan memasang peralatan dengan kedalaman hanya 20 cm. Padahal, kata dia, idealnya dipasang pada kedalaman 1,1 meter.”Untuk mengantisipasi terjadinya genangan air, kami terpaksa menambah kedalaman saluran air,”tandasnya.

Dia mengakui,upaya pemerintah mengatasi banjir belum sepenuhnya dilakukan.Hal ini disebabkan minimnya anggaran yang dialokasikan, yakni hanya Rp49 miliar.

”Anggaran itu belum sepenuhnya bisa menuntaskan persoalan banjir, karena itu perlu peran aktif masyarakat. Caranya dengan tidak membuang sampah,” tegasnya. Meski demikian, dia optimistis jika persoalan banjir secara bertahap akan segera diatasi. Menurut dia, pada 2009 mendatang prioritas utama adalah penanganan banjir.

”Apa pun yang kita bangun, semuanya akan rusak karena banjir.Karena itu,perlu segera diatasi,”terangnya. Kasubbid Informasi Meteorologi Publik BMG Kukuh Ribudiyanto mengatakan, banjir lokal berpeluang terjadi di Jakarta terutama di wilayah bagian selatan dengan curah antara 20–50 mm.

”Jika drainase di Jakarta tidak baik, kemungkinan besar terjadi banjir lokal seperti yang terjadi kemarin,” tegasnya. Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta menganggarkan dana penyelesaian Banjir Kanal Timur (BKT) untuk 2009 mendatang sebesar Rp1,25 triliun.

Dana tersebut untuk menyelesaikan pembebasan lahan yang belum tuntas. Sekretaris Daerah DKI Jakarta Muhayat mengatakan, pemprov telah mengirimkan draf anggaran untuk menyelesaikan proyek BKT sebesar Rp1,25 triliun ke DPRD DKI Jakarta pada Jumat (24/10) lalu.

Program penanggulangan banjir memang menjadi program unggulan pemprov karena per tahun kerugian yang diakibatkan banjir mencapai Rp8 triliun. ”Drafnya sudah dikirim ke dewan, digabung dengan restrukturisasi organisasi,” terangnya. (sucipto/neneng z)



Post Date : 27 Oktober 2008