|
PANGKAJENE (SINDO) – Hujan yang mengguyur beberapa kabupaten di Sulsel kemarin, berbuah petaka. Dua kabupaten, yakni Sidrap dan Pinrang nyaris lumpuh akibat banjir yang menggenangi sejumlah sarana umum, termasuk sarana perkantoran milik pemerintah. Di Pangkajene Kecamatan Maritengae, Ibu Kota Sidrap, banjir bahkan merendam jalan poros, seperti Jalan Pacekke dan A Nohong. Ketinggian air di kedua lokasi itu mencapai 30 cm. Air juga menggenangi Jalan AP Pettarani yang merupakan jalan poros Sidrap-Soppeng. Menurut pantauan SINDO kemarin, puluhan kantor milik pemerintah juga tak luput dari bencana air bah. Seperti Kantor Badan Pusat Statistik, Kantor Unit Pendidikan Luar Sekolah, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air,Dinas Pertanian dan Perkebunan, Badan Pengawas Daerah, Badan Perencanaan Daerah, Dinas Tenaga Kerja dan Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah Sidrap Banjir juga merendam Kantor Dinas Pariwisata dan Budaya Sidrap,Kantor Camat Maritengae dan rumah jabatan Wakil Bupati Sidrap Musyafir Arifin Nu’mang. Meski demikian, aktivitas di seluruh kantor itu tetap berjalan normal. Banjir paling parah terjadi di Kecamatan Tellu Limpoe Sidrap. Sejumlah desa tampak tergenang air hingga ketinggian dua hingga tiga meter.Seperti yang tampak di Kelurahan Amparita, Kelurahan Baula, Kelurahan Toddang Pulu, Kelurahan Arateng,Kelurahan Pajalele dan Desa Teteaji.Akibatnya, ratusan rumah warga terendam banjir,termasuk ratusan hektare tanaman padi. Banjir yang menerjang Sidrap terjadi sekitar pukul 04.00 pagi kemarin.Mengetahui banjir yang datang tibatiba itu, ratusan warga di Kelurahan Amparita panik menyelamatkan harta bendanya. Hingga berita ini diturunkan pukul 23.00 Wita tadi malam, belum diperoleh laporan adanya korban jiwa. Sementara di Kecamatan Panca Lautang Sidrap,banjir menggenangi Desa Wanio, Desa Botto, Desa Lajonga, dan Desa Wette.Ketinggian air di Desa Wette mencapai tiga meter.Menurut penuturan sejumlah warga, banjir tersebut telah menerjang sejak dua minggu terakhir. Seperti yang dituturkan warga Desa Wette Abdul Rasyid. Banjir di desanya terjadi setiap tahun. Namun tahun ini disebutnya tidak terlalu parah dibandingkan pada tahun 2004–2005. Banjir yang terjadi di Kelurahan Allakuang dan Tanete Kecamatan Maritengae Sidrap, membuat panik ratusan peternak ayam di desa itu.Akibatnya, ratusan ribu ekor ayam petelur dan pedaging tampak diungsikan ke tempat yang lebih aman. H Hanafi, salah seorang peternak di Kelurahan Allakuang mengaku terpaksa mengungsikan ratusan ternaknya yang ada di Kelurahan Tanete menuju Allakuang. Untuk mengungsikan ternaknya, Hanafi menggunakan tiga buah mobil truk. ”Saya takut jangan sampai ayamayam menjadi sakit flu. Makanya lebih baik diungsikan saja daripada menderita kerugian yang lebih besar lagi, kebetulan di belakang rumah memang ada kandang ayam yang kosong,”jelas Hanafi. Pinrang dan Wajo Bukan saja di Sidrap, banjir juga melanda dua kecamatan di Pinrang yaitu Kecamatan Tiroang dan Duampanua. Meski demikian, banjir di kabupaten itu tidak separah dengan banjir yang terjadi pada April lalu. Namun ratusan hektare lahan pertanian di dua kecamatan itu tampak terendam banjir. Padahal dalam waktu dekat, petani di daerah itu segera melakukan penanaman padi. Banjir yang terjadi di kabupaten itu berasal dari luapan air Sungai Saddang dan hujan yang mengguyur sejak beberapa hari terakhir. Hal yang sama juga terjadi di Desa Belawa Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo, yang berbatasan langsung dengan Sidrap.Ketinggian air di desa itu mencapai tiga meter. Sekretaris Daerah (Sekda) Sidrap Hasanuddin Syafiuddin mengaku telah memberikan instruksi ke Dinas Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) Sidrap, untuk melakukan penanganan di sejumlah wilayah rawan banjir. Terutama di beberapa pintu air yang sering tersumbat. Dia meminta agar sampah yang menutup pintu air itu segera dibersihkan. Kepala Bidang Irigasi,Sungai,Danau dan Waduk Dinas PSDA Sidrap Imran Abidin yang ditemui saat mengunjungi warga di lokasi banjir menjelaskan, sejumlah saluran irigasi telah dibersihkan guna memperlancar aliran air di pintu air itu.”Kita terus akan upayakan langkah penanggulangan untuk memperlancar arus air,”tegasnya. (m syahlan) Post Date : 12 Juni 2008 |