|
TULUNGAGUNG- Pantai Sidem di Desa Besole, Kecamatan Besuki, dipenuhi sampah kayu. Sampah yang menggunung itu hingga mencapai panjang 2 kilometer lebih. Menggunungnya sampah kayu tersebut berasal dari aliran Bendungan Niama yang hanya terletak beberapa meter dari pantai. Hampir tiap hari, aliran air dipastikan dibarengi dengan sampah. Nah, sampah tersebut tidak hilang ditelan ombak, melainkan memenuhi pantai pasir putih. Warga yang tinggal di sekitar lokasi mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi tersebut. "Tiap hari, volume sampahnya terus bertambah. Jadinya kotor dan kumuh," kata Akad Wibowo, salah satu warga yang tinggal di sekitar pantai. Dikatakan pria berusia 35 tahun ini, kondisi tersebut sudah berlangsung tiga minggu ini. Jelasnya, semenjak hujan mulai mengguyur wilayah Pantai Selatan dan sekitarnya. Awalnya, warga sekitar memunguti sampah dengan harapan bisa memperindah pantai, tetapi ternyata tidak mempan. Bahkan, setiap Bendungan Niama mengalir, sampah terus bertambah. "Sebagian sampah kayu bisa dijadikan kayu bakar, tetapi yang lainnya seperti plastikan dan daun-daunan kan tidak bisa digunakan," keluhnya. Selain membuat pantai kotor, sampah juga menjadi penyebab nelayan ogah melaut. Karena nelayan khawatir jaringnya rusak gara-gara nyangkut di kayu-kayu yang masih terombang-ambing di pantai. "Mana bisa dapat ikan lha wong pantainya penuh sampah. Jaring ditenggelamkan dapatnya malah kayu," kata pria asli Desa Besole Kecamatan Besuki ini. Selain faktor sampah, para nelayan ogah melaut karena belakangan ini Pantai Sidem dan sekitarnya sedang ganas-ganasnya. Terlebih ketika malam hari, ombak bisa mencapai dua meter lebih. "Warga sini kalau malam memang mengungsi. Menghindari ombak besar," kata Kati, salah satu warga. (ziz) Post Date : 19 Desember 2005 |