Jakarta, Kompas - Setidaknya ada empat bank, yakni BRI, BNI, Bank Jabar-Banten, dan Bank Mandiri, yang tahun ini berkomitmen mengucurkan kredit total Rp 5,5 triliun kepada Perusahaan Daerah Air Minum.
BRI berkomitmen mengucurkan Rp 1,8 triliun, BNI menyediakan Rp 1,8 triliun, Bank Mandiri Rp 1,8 triliun, dan Bank Jabar-Banten sebesar Rp 100 miliar.
Demikian diungkapkan Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Tamim Zakaria Amin, Kamis (20/5) di Jakarta, dalam jumpa pers mengenai pembiayaan air minum.
Terkait prasyarat pinjaman, Tamin menjelaskan, PDAM yang mengajukan pinjaman harus terbukti memiliki kinerja sehat dan menerapkan tarif full cost recovery atau perusahaan itu telah mengikuti program restrukturisasi utang yang telah disetujui Menteri Keuangan.
Salah satu program restrukturisasi adalah menerapkan tarif air minum sesuai biaya operasional ditambah laba. Jadi, tidak boleh lagi PDAM menerapkan tarif Rp 1.000 per meter kubik, di bawah biaya operasional rata-rata antara Rp 2.000 dan Rp 2.500 per meter kubik.
Pada Agustus 2010, tercatat ada lima PDAM yang siap mengajukan pinjaman, yakni PDAM Kota Malang, PDAM Kabupaten Tasikmalaya, PDAM Kabupaten Bogor, PDAM Kota Tangerang, dan PDAM Kabupaten Bandung.
Sekretaris Umum Persatuan Perusahaan Air Minum Indonesia Agus Sunara mengatakan, komitmen perbankan untuk mengucurkan kredit ke beberapa PDAM sangat menguntungkan PDAM.
PDAM mendapatkan alternatif pembiayaan yang biasanya didapatkan dari Kementerian Keuangan. PDAM juga didorong untuk lebih transparan dalam pengelolaan anggaran keuangan mereka. (RYO)
Post Date : 21 Mei 2010
|