|
INILAH potret aparatur pemerintah di Provinsi DKI Jakarta, yang Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Setelah "kebobolan" penebangan liar di hutan bakau di sekitar Jalan Tol Prof Seyatmo, yang berujung pada "terbongkarnya" kelemahan pengawasan di sektor periklanan, kali ini rakyat kembali menyaksikan ketidakberesan di level pelayanan yang vital. Ketika terjadi banjir akibat meluapnya Kali Sunter dan Kali Krukut, Minggu (25/4), banyak pihak yang mencoba mencari informasi ke Posko Kesiagaan Banjir. Akan tetapi, tampaknya hari Minggu menjadi hari libur para petugas di Kantor Subdinas Kesiagaan dan Subdinas Penanggulangan Banjir, yang berada di bawah koordinasi Dinas Ketenteraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat DKI. Sore hari, sewaktu Kompas mendatangi kantor yang juga berlokasi di Kantor Gubernur Sutiyoso itu ternyata kosong. Pintu-pintunya tertutup rapat. Tidak ada petugas piket. Padahal, rekapitulasi data resmi kawasan rawan banjir dan jumlah pengungsi hanya ada di kantor itu. Kepala Dinas Tramtib DKI Soebagio yang dihubungi Kompas malah mengatakan, "Wah, saya belum dapat laporannya. Anda silakan telepon ke Posko Kesiagaan di Balaikota DKI saja." Jakarta banjir, warga sibuk mengungsi, tetapi Pemprov DKI tampaknya cuma menyiapkan buku bagus, "Rencana Operasi Penanggungan Banjir 2003/2004". Mana ya realisasi penanggulangannya? (OSA) Post Date : 26 April 2004 |