Shimizu Ingin Investasi di TPA

Sumber:Kompas - 01 Desember 2007
Kategori:Sampah Luar Jakarta
YOGYAKARTA, KOMPAS - PT Shimizu bersama PT Chogoku berminat menjadi investor pengelola sampah di Tempat Pembuangan Akhir Piyungan, Bantul. Perusahaan asal Jepang ini berencana mendirikan pabrik dengan kontrak kerja tujuh tahun.

Kalau usulan disetujui Pemerintah Kabupaten Bantul, realisasi proyek bakal dimulai 2010. Saat itu TPA akan penuh dengan sampah, lebih cepat dari perkiraan semula tahun 2012. Beberapa tahun terakhir TPA dikelola oleh Sekretariat Bersama Yogyakarta, Sleman, dan Bantul (Sekber Kartamantul).

Dalam pertemuan bersama Bupati Bantul Idham Samawi dan Sekber Kartamantul, Jumat (30/11), Manager PT Shimizu Indonesia Mori Suewu, mewakili dua perusahaan tersebut, mengaku tertarik akan potensi gas metan dari sampah di TPA. Selain metan, sampah akan diolah menjadi kompos.

Gas metan digunakan sebagai alternatif sumber daya listrik dan bahan bakar. Selain mengambil potensi gas metan-yang tergolong gas beracun-dan membuat kompos, sisa sampah-sampah organik akan diolah menjadi biomasa, bahan bakar alternatif.

Idham menyambut baik tawaran perusahaan yang utamanya bergerak di bidang kontraktor tersebut. Namun, pembicaraan belum mengarah pada kesepakatan karena pemkab akan berkalkulasi secara cermat, termasuk membandingkan dengan tawaran calon investor lain.

Tawaran paling menguntungkan secara lingkungan dan pengembangan kawasan akan menjadi prioritas. Ferry Anggoro Suryokusumo, Office Manager Sekber Kartamantul, menjelaskan, hingga sekarang sudah 14 perusahaan yang tertarik berinvestasi ke TPA Piyungan.

"Lima investor di antaranya, termasuk dua perusahaan yang maju bersama itu, mengajukan diri untuk mengambil potensi gas metan. Kami akan mencermati tawaran mereka karena kami berkeinginan agar tenaga kerja lokal harus diutamakan," ujar Ferry.

Idham mengutarakan, TPA Piyungan bakal penuh pada 2010. Kondisi ini harus diantisipasi karena sampah menyangkut persoalan lingkungan. Apalagi, TPA semakin kotor, berbau, dan cairan limbahnya tambah banyak.

"Sampah berton-ton masuk ke sana setiap hari. Memang Sekber Kartamantul sekarang tengah memikirkan membangun TPA baru setelah yang lama penuh. Lokasi baru tersebut hanya beberapa ratus meter dari yng lama. Namun, penambahan luas TPA bukan solusi yang bagus," tuturnya.

Itu karena selama ini TPA hanya menerima timbunan sampah tanpa mengolahnya sehingga lokasi menjadi cepat penuh. Ferry mengemukakan, setiap hari 300-350 ton sampah masuk ke TPA ini. Mayoritas atau 79 persen sampah disumbang Kota Yogyakarta. Sisanya, 21 persen sampah, berasal dari Sleman dan Bantul. (PRA) Halaman B Grafis 1 Sgt (Litbang Kompas)

)

Post Date : 01 Desember 2007