|
BANDUNG -- Sedikitnya 1,1 juta meter kubik sampah di wilayah Bandung Metropolitan Area (BMA), setiap harinya tidak terangkut. Keberadaan sampah tersebut dinilai akan mengganggu realisasi program BMA (meliputi Kota Bandung dan Cimahi, Kab Bandung, Sumedang) pada tahun 2005. Kebanyakan sampah yang tertinggal itu, berada di tempat pembuangan sementara (TPS) itu. Data dari Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Provinsi Jabar, menyebutkan, setiap harinya, Pemkab Bandung hanya mampu mengangkut delapan persen dari 596.400 meter kubik sampah. Sementara Pemkot Bandung mampu mengangkut 82 persen dari potensi sampah sebanyak 3.677.377 meter kubik per hari, dan Pemkab Sumedang hanya mengangkut 72 persen dari 47.450 meter kubik sampah per harinya. Kepala Bidang Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup, Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Provinsi Jawa Barat, Ir Dicky Saromi, menyebutkan, persoalan sampah di BMA dipicu oleh minimnya ketersediaan sarana dan infrastruktur. Menurut Dicky, empat kabupaten/kota yang berada di BMA tidak mampu menyediakan sarana dan infrastruktur secara proporsional. ''Urusan persampahan merupakan tanggung jawab pemkab/pemkot, namun pada APBD 2005, kami akan menyumbang sarananya,'' ujar Dicky kepada Republika, Selasa (7/12). Dicky menandaskan, rencana bantuan tersebut terkait dengan upaya realisasi BMA pada 2005 mendatang. Namun, pihaknya belum bisa memastikan jumlah bantuan yang akan diberikan kepada empat kabupaten/kota yang berada di BMA. Kabupaten/kota yang akan mendapat bantuan itu, yakni Kabupaten Bandung, Sumedang, serta Kota Bandung dan Cimahi. Dicky menuturkan, pemprov berkewajiban memecahkan persoalan lingkungan yang terjadi di BMA. Pasalnya, tutur dia, perwujudan Bandung Metropolitan merupakan tanggung jawab Pemprov Jabar. Meski demikian, lanjut Dicky, pihaknya mengimbau kabupaten/kota di BMA, agar turut memprioritaskan program penanganan sampak di daerahnya masing-masing. ''Kami tidak ingin kabupaten/kota di BMA hanya mengandalkan APBD Jabar tahun 2005,'' katanya. Kepala Dinas Kebersihan Kabupaten Bandung, H Sudirman menandaskan, saat ini, Pemkab Bandung hanya memiliki 70 unit truk sampah dengan kapasitas angkut enam meter kubik per truk. Sementara truk yang dibutuhkan untuk mengangkut sampah di 43 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung, sekitar 400 unit truk. Sudirman mengatakan, kebanyakan sampah di Kabupaten Bandung bersifat anorganik. Artinya, papar dia, banyak sampah di Kabupaten Bandung yang tidak bisa dimusnahkan. ''Sisa sampah yang tidak bisa terangkut itu, biasanya dibakar atau dibuang ke sungai,'' katanya menjelaskan di Soreang. Disebutkan Sudirman, untuk mengatasi persoalan itu, pemkab harus menyediakan tambahan armada pengakut. Ia menilai, apabila keuangan daerah tidak mampu mengadakan tambahan truk, maka masyarakat diminta mengolah sampah itu menjadi pupuk kompos. Laporan : san Post Date : 08 Desember 2004 |