|
Medan, Kompas - Lebih dari 1.000 rumah masih selalu terendam jika hujan turun di Kota Medan akibat meluapnya Sungai Deli dan Sungai Batuan di kawasan Kampung Baru dan Sungai Mati, Medan Maiumun, Medan. Kedua sungai itu tak bisa menampung air karena daerah aliran sungai rusak akibat ulah perusahaan. Selain lebih dari seribu rumah, lima fasilitas umum, masjid, dan sekolah selalu terendam. Marsimin (56), warga Gang Bidang, Sei Mati, Rabu (23/5) mengatakan, jika terjadi hujan sebentar saja air Sungai Batuan sudah menggenangi kampung. Menurut Marsimin, Sungai Batuan selalu meluap setahun terakhir karena dialihkan oleh PT Eka Kesuma Wijaya (EKW) yang memiliki lahan di Sei Mati. Sebelumnya jarak sungai dengan perkampungan sekitar 20 meter. Akibat penimbunan tanah oleh PT EKW, sungai bergeser dan menyempit mendekati permukiman penduduk. Rumah Rohana yang berada di bibir sungai di Gang Bidan bahkan sudah tergerus. Kawasan yang selalu tergenang adalah Gang Pelita dan Gang Kenangan di Kampung Baru, Gang Alfajar, Gang Merdeka, Gang Bidan, Gang Satria, Gang Perwira, dan Gang Sampurna di Sei Mati. Kontras Sumut, Walhi Sumut, Yayasan Leuser Lestari (YLL), dan Gerakan Masyarakat Medan Maimun Bersatu (GM3B), telah melaporkan PT EKW, PT Alfinky, Perusahaan Istana Prima, dan PT SJA, Pengusaha SPBU Katamso, atas tuduhan dugaan tindak pidana perusakan lingkungan di kawasan Kampung Baru dan Sungai Mati ke Polda Sumatera Utara. Rabu kemarin, giliran Asisten Deputi Urusan Penyelesaian Pengaduan dan Sengketa Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup Mugi Wibowo bersama Staf Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Sumatera Utara memverifikasi laporan itu. PT Alfinki membangun kompleks perumahan Multatuli Indah dengan melakukan pelurusan dan perusakan Sungai Deli. Istana Prima bekerja sama dengan PT SJA menimbun bantaran Sungai Deli, pengusaha SPBU Katamso melakukan penembokan dan penimbunan bibir Sungai Deli dan membangun SPBU di bantaran Sungai Deli. Sedang PT EKW menjadikan permukiman warga sebagai bejana karena menimbun tanpa membangun saluran sehingga air menggenangi rumah penduduk. PT EKW juga melakukan penembokan kawasan yang menjadikan air ke Sungai Deli tidak lancar dan membuat penyempitan Sungai Batuan. "Peninjauan seperti ini selalu dilakukan baik dari kota maupun provinsi, tapi tak ada perubahan. Kami harap ada perubahan setelah ada peninjauan dari pusat," kata Marsimin. Dalam peninjauan itu, Warga di Gang Bidan meminta Sungai Batuan dipindahkan ke lokasi semula. (wsi) Post Date : 24 Mei 2007 |