|
GRESIK - Banjir menghantam Kecamatan Benjeng. Air bah akibat meluapnya Kali Lamong sejak dua hari lalu itu menggenangi 1.025 rumah, 398 hektare sawah, serta 23 kilometer jalan desa. Ketinggian air rata-rata sepaha orang dewasa atau sekitar 60 sentimeter. Sembilan desa tergenang, yaitu Gluranploso, Bengkelolor, Kedungrukem, Munggungianti, Bulangkulon, Sedapurklagen, Deliksumber, Kalipadang, dan Lundo. Aktivitas warga desa yang mayoritas bercocok tanam pun lumpuh. Sebab, sawah mereka berubah menjadi kubangan air seperti danau. Yang terparah dialami warga Desa Gluranploso, Munggungianti, Kedungrukem, dan Deliksumber. Di Desa Gluranploso, ada 180 rumah tergenang dan 80 hektare sawah terendam air. Kemudian, di Desa Kedungrukem, 125 rumah dan 40 hektare sawah terendam. Sementara itu, di Desa Munggungianti, ada 200 rumah dan 80 ha sawah tergenang, dan di Deliksumber 250 rumah dan 50 hektare sawah juga tergenang air. Akibat banjir bandang luapan Kali Lamong yang juga melintasi Kabupaten Jombang, Mojokerto, dan Lamongan itu, masyarakat di sembilan desa tersebut mengalami kerugian sekitar Rp 137 juta. Menurut penuturan M. Fauzi, warga Dusun Kedungglugu, Desa Sepadurklagen, banjir mulai terjadi sejak Rabu lalu, sekitar pukul 16.00. "Dalam kurun waktu 15 menit, air sudah setinggi satu meter," terang Fauzi kepada koran ini kemarin. Pengalaman Fauzi, meski di Benjeng tidak hujan, kalau di Lamongan, Jombang, atau Mojokerto hujan deras, wilayah Benjeng kena imbasnya. "Kami sudah bosan tiap tahun banjir seperti ini," sela warga lain. Camat Benjeng Kuwadijo mengaku angkat tangan untuk bisa mencegah banjir tahunan tersebut. "Semestinya Pemprov Jatim turun tangan. Sebab, Kali Lamong merupakan aliran dari tiga kabupaten," kata Kuwadijo kemarin. Sementara itu, Kabag Humas Pemkab Gresik Didik Hadi Sujoko mengatakan, pemkab telah mengucurkan bantuan 11 ton beras dan 825 dos mi instan. "Bantuan sudah kami drop ke desa-desa yang tertimpah banjir," ujar Didik. (yad/wko) Post Date : 08 April 2005 |