Serba-serbi Sampah Jerman

Sumber:Koran Tempo - 27 Juni 2006
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Di Jerman, orang tak bisa membuang sampah sembarangan. Ada tempat khusus untuk setiap jenisnya. Sampah dapur masuk ke tong berwarna hijau, sedangkan sampah rumah tangga, seperti kertas permen atau sandal bodol, ke tong abu-abu. Dua jenis tempat sampah itu harus ada di setiap rumah.

Sampah semacam karton bekas susu, kaleng, dan plastik dibuang ke kantong plastik kuning seukuran karung satu kuintal beras di Jakarta. Kantong ini dibikin dan dijual di setiap kecamatan seharga 1 euro (Rp 11 ribu lebih) per 100 lembar.

Tempat pembuangan sampah umum menyediakan kotak membuang kertas dan barang transparan dari beling. Itu pun masih dibagi dalam tiga jenis: beling cokelat, putih, dan hijau.

Sekitar 20 tahun lalu, warga Jerman membuang segala jenis sampah di satu tempat. Selama bertahun-tahun pula para ahli di negeri ini mempelajari materi apa saja yang bisa didaur ulang, demi menjaga lingkungan.

Sampah dapur dan sampah hijau lainnya kelak didaur ulang sebagai kompos. Membuang baterai pun tak bisa di sembarang tempat. Ada kotak khusus untuk menampung barang beracun--tersedia di hampir semua pasar swalayan. Ini juga salah satu cara Jerman melindungi pencemaran sampah yang masih bisa didaur ulang.

Di pembuangan sampah umum yang lebih besar, orang bisa melemparkan sampah tanaman pekarangan: dahan dari potongan pohon, logam, batu, dan kayu. Khusus untuk sampah kayu, harus membayar 2,5 euro. Begitu pula untuk sampah karpet, perlu bayar. Sebab, diperlukan biaya pengangkutan ke tempat pembuangan khusus di luar kota.

Untuk taplak meja, baju, atau sepatu bekas yang hendak dibuang, ada kotaknya sendiri, yang cuma dikelola oleh badan-badan sosial, seperti Palang Merah Jerman. Baju yang masih layak pakai akan disortir dan disalurkan ke negara-negara korban perang, seperti Kosovo.

Sekali dalam tiga bulan badan-badan sosial itu mengedarkan selebaran ke rumah-rumah, menawarkan penampungan baju atau sepatu bekas yang hendak dibuang.

Orang yang tak memerlukan lagi meja, kursi, tempat tidur, atau perabot rumah tangga lain tinggal menelepon kantor pembuangan sampah. "Sampah" itu akan diangkut, asalkan diletakkan di pinggir jalan raya, untuk mempermudah pengangkutan.

Tak ada pungutan biaya selama pembuangan itu cuma dilakukan sekali dalam setahun. Biaya baru muncul jika dilakukan buat kedua kalinya.

Maka di Jerman pun berlaku slogan "Jangan Buang Sampah Sembarangan". SRI PUDYASTUTI BAUMEISTER DARI WOLFSBURG

Post Date : 27 Juni 2006