|
SLAWI- Sekitar seratus rumah di Dukuh Kedungsambi, Desa Kedungkelor, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal rawan kebanjiran. Hal itu terjadi saat air laut pasang disertai hujan deras, sebab lokasinya berada di dekat pantai. Rapih (65), warga Dukuh Kedungsambi, mengungkapkan saat air laut pasang disertai hujan deras sejumlah rumah memang kebajiran. Bahkan, beberapa waktu lalu air masuk ke rumah dengan ketinggian 30 cm lebih. "Rumah saya juga kebanjiran," katanya, kemarin. Menurut wanita yang dianugerai 9 anak itu, saat banjir melanda terkadang dirinya terpaksa mengungsi ke rumah tetangga. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pihaknya mendapatkan bantuan rumah panggung dengan ukuran 4X7 meter. "Pembangunannya masih dilaksanakan." Maret-April Sekretaris Desa (Sekdes) Kedungkelor, Muhammad Yani, mengatakan jumlah rumah yang rawan kebanjiran di daerahnya mencapai 100 lebih. Biasanya banjir terjadi pada Maret-April saat air laut pasang. "Air laut masuk ke muara, kemudian masuk ke saluran desa, sehingga airnya melimpas ke perkampungan," terangnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya sudah mengusulkan permohonan bantuan sekitar 100 rumah panggung kepada pemerintah. Namun, pemerintah baru membangunkan 20 unit. Dengan demikian masih ada puluhan rumah yang rawan terhadap bencana banjir. Selain permukiman, kata dia, ada sejumlah areal persawahan yang rawan kebanjiran. Di antaranya areal persawahan di Dukuh Bojongkelor, dan Dukuh Kedungsambi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah telah membangun tanggul di Bojongkelor dan normalisasi Kali Rambut di Dukuh Kedungsambi. Kepala Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Pemkab Tegal Ir Suhadi mengatakan untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah pusat telah memberikan bantuan pembangunan 20 unit rumah panggung di daerah rawan banjir Kecamatan Warureja.(H3-19) Post Date : 10 November 2006 |