|
Pelaihari, BPost Hujan lebat mengguyur kota Pelaihari sejak Rabu (24/1) pagi, membuat air sungai di kawasan Parit meluap dan menggenangi ratusan lebih permukiman warga di sekitarnya. Pantauan BPost, luapan air menggenangi beberapa lokasi di antaranya, permukiman padat penduduk di Pintu Air, Kompleks Parit Baru, beberapa rumah di Kompleks Gagas Permai dan Jalan Telaga Budi. Tidak hanya rumah warga, sejumlah fasilitas umum juga tak luput dari genangan air. Seperti sekolah (SDN Angsau 1), gereja, studio radio swasta di jalan Parit serta sekolah dasar di Jalan Telaga Budi. Banjir terparah terjadi di pemukiman Pintu Air, Kompleks Parit Baru, gereja dan studio radio di Jalan Parit. Ketinggian air di sana mencapai pinggang orang dewasa. Beruntung gedung SDN Angsau 1 cukup tinggi. Luapan air hanya menjamah halamannya. Padahal, jalan provinsi arah Pelaihari-Kintap di seberangnya terendam air hingga 30 sentimeter, hingga arus lalu lintas terganggu. Di luar kota, banjir juga melanda sejumlah permukiman warga. Seperti dilaporkan Kades Kunyit M Abduh, ada delapan unit rumah warganya terendam selain beberapa titik jalan desa setempat. Sementara itu permukiman rawan banjir, yakni Desa Asam Asam di Kecamatan Jorong dilaporkan masih aman. "Alhamdulillah hingga siang ini (kemarin, red) air sungai tidak meluap. Tapi, kami tetap waspada, karena di pegunungan masih mendung ," tukas M Rusli, tokoh warga Desa Asam Asam. Hingga berita ini diturunkan belum diperoleh data resmi tentang lokasi dan jumlah rumah kebanjiran. Kabag Kesbang dan Linmas HM Taufik Kuderat menyatakan, pihaknya masih melakukan pendataan di lapangan. Selain itu pihaknya juga menyiapkan peralatan seperti perahu karet dan terus memonitor perkembangan banjir. Setiap saat petugas siap terjun ke lapangan memberikan pertolongan. Selama ini, pemukiman Pintu Air, Kompleks Parit Baru, dan sekitarnya selalu menjadi langganan banjir pada musim penghujan. Bahkan banjir tahun lalu lebih parah, dengan ketinggian air mencapai empat meter. Air di sungai langsung meluap jika hujan berlangsung lebih dari tiga jam. Ini disebabkan pendangkalan dan tertutupnya aliran air oleh rumah warga di beberapa titik.Tokoh warga Pintu Air, Murjani, meminta Pemkab Tala menyiagakan perahu karet. "Meski banjir tidak separah tahun lalu, alat ini penting untuk jaga-jaga, "katanya. roy Post Date : 24 Januari 2007 |