CIMAHI, (PR).- Curah hujan cukup tinggi yang melanda Cimahi beberapa waktu terakhir, sering kali menyebabkan banjir cileuncang di beberapa titik. Tidak berfungsinya drainase jalan secara optimal menjadi salah satu penyebabnya. Sepuluh persen drainase yang ada di Kota Cimahi mengalami kerusakan dan tidak berfungsi.
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi Ison Suhud, ada beberapa penyebab yang mengakibatkan drainase tersebut menjadi tidak berfungsi. Menjadi kendala dalam penanganannya ketika kesadaran masyarakat sampai saat ini masih minim untuk turut merawat saluran-saluran yang ada di wilayahnya. "Seharusnya, masyarakat turut membantu untuk merawat saluran. Minimal yang ada di sekitar rumah mereka," katanya saat ditemui di Kantor Pemerintah Kota Cimahi, Senin (29/3).
Ison mengatakan, penyebab tidak berfungsinya drainase tersebut di antaranya karena ulah tangan masyarakat sendiri. Salah satunya adalah membuang sampah sembarangan yang berakibat pada penyumbatan di sejumlah titik drainase. Selain itu, letak geografis Kota Cimahi yang berada lebih rendah membuat air limpasan dari daerah Bandung utara yang letaknya lebih tinggi menggenangi beberapa titik kota.
Masalah itu belum lagi ditambah dengan adanya sedimentasi, lubang saluran yang tertutup tanah atau sampah sehingga air tidak bisa masuk. Untuk daerah perumahan, Ison mengatakan, terkadang pemiliknya membuat jalan masuk ke rumah dengan kondisi miring dan menutup jalan masuk air menuju saluran.
Berdasarkan pengamatan "PR", beberapa titik yang kerap dilanda banjir cileuncang di antaranya Jalan Pasantren, Sudirman, Cibabat, Cimindi, dan Leuwigajah. Kondisi itu membuat kendaraan kesulitan saat melintasinya. Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum, ada sekitar tujuh belas titik banjir di Kota Cimahi. Titik-titik itu di antaranya berada di Kelurahan Citeureup, Cigugur Tengah, Baros, Cibeureum, Cibeber, Setiamanah, Padasuka, Cimahi, dan Cipageran.
Batas maksimum
Menurut Ison, saat ini, pemerintah kota tengah melakukan evaluasi terhadap desain rencana teknis drainase. Ia mengatakan, pada saat pembangunan drainase dahulu telah dihitung berapa maksimum daya tampung dari saluran yang ada. Dalam perencanaannya, drainase di Kota Cimahi akan mencapai daya tampung maksimum setelah lima belas tahun. Tahun 2010 ini, kata dia, drainase di Cimahi tepat berumur lima belas tahun. "Dengan kondisi yang sudah mencapai batas maksimum, perbaikan menjadi fokus utama kami," tuturnya.
Ia mengatakan, drainase yang rusak saat ini memang diperkirakan hanya sepuluh persen. Namun, kondisi tersebut bukan tidak mungkin akan terus meluas jika masyarakat tidak ikut merawatnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Kota Cimahi Achmad Gunawan mengatakan, pemerintah sudah seharusnya melakukan penanganan serius masalah drainase itu. Menurut dia, jika tidak segera diantisipasi, akan berdampak pada kerusakan jalan yang semakin luas. (A-177)
Post Date : 30 Maret 2010
|