|
Jakarta - Masalah pencemaran di Jakarta semakin tidak terkendali. Bukan hanya polusi udara, 68 persen air tanah di Jakarta sudah tercemar bakteri Eschericia coli. Bakteri ini berasal dari tinja manusia yang langsung masuk ke dalam tanah. Bakteri itu bisa langsung masuk ke air tanah karena warga Jakarta itu banyak yang belum punya septic tank. Kalau pun ada tidak memenuhi syarat, jarak septic tank dengan sumur terlalu dekat. Hal tersebut disampaikan Public Outreach Communication USAID Indonesia Farah Amini di sela acara perayaan Hari Air Sedunia di Bumi Perkembahan Cibubur, Jakarta, Minggu (18/3/2007). "Kita harus membenahi sanitasi kita,memasak air dengan baik, air itu jangan dibiarkan dalam kondisi terbuka, harus selalu tertutup, setelah buang air besar kita harus cuci tangan. Ini untuk memutus mata rantai bakteri E.coli. " ujarnya. Tema perayaan Hari Air Sedunia kali ini mengambil tema bermain sambil belajar tentang air dan bagi-bagi 2007 bibit pohon. Acara ini dihadiri 40 siswa dari 4 SMU di Bekasi yakni SMU 2 Bekasi, SMU 6 Bekasi, SMU YPI Bekasi, SMU Al Azhar Bekasi. Tiap sekolah mengirim 10 siswanya. Siswa juga unjuk gigi dengan melakukan praktek laboratorium kecil-kecilan. Siswa diminta mengukur berapa kadar oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan di air. Dengan penuh antusias siswa mengambil sampel di tengah dan tepi danau, pelampung tak lupa mereka kenakan.Sambil menggunakan pipet ukur, mereka mengukur kadar oksigen. Hasilnya rata-rata selama 15 menit dari rumpur bisa mengeluarkan 20 cc oksigen. Setelah itu, siswa membagi-bagikan bibit pohon kepada pengendara mobil yang lewat di jalan alternatif Cibubur. Bibit pohon itu antara lain pohon jati putih, suren, mahoni, afrika, lengkeng, pohon rambutan, dan coklat. (ddn/nrl) Post Date : 18 Maret 2007 |