GRESIK (SI) – Pelayanan PDAM Gresik kembali dikeluhkan pelanggan.Sejak sepekan lalu pasokan air ke ribuan pelanggan,khususnya di wilayah perkotaan,macet.
Ironisnya,hal itu terjadi tanpa ada pemberitahuan ke pelanggan. Informasi yang dihimpun, macetnya pasokan air itu terjadi di antaranya di Perumahan Gresik Kota Baru (GKB), Pondok Permata Suci (PPS), Randu Agung,Sukorame, hingga Sidomoro.
Bahkan, hampir semua pelanggan rumah tangga yang tersebar di dua kecamatan kota, yakni Kebomas dan Gresik yang pelanggannya mencapai 40.000,juga macet. Arief Ardianto, 34, warga Jalan Berlian Perumahan Pondok Permata Suci mengakui, air PDAM di rumahnya sudah hampir sepekan terakhir tidak lagi mengalir.
Akibatnya, persediaan air bersih di tandon bawah tanah habis. Dia pun terpaksa harus membeli air dari luar.”Sabtu (15/8) malam puncaknya.Pas pulang kerja, air tandon habis. Sudah gitu PDAM tidak mengalir lagi. Jadinya tidak mandi,”ungkap Arief. Ungkapan senada dilontarkan Ahmadi Supriadi, 30,warga Jalan KNG Brotonegoro Barat Perumahan GKB.
Awalnya dia memperkirakan kemacetan tersebut seperti biasanya, sehari lancar, tiga hari macet. Namun, ternyata sampai persediaan airnya habis, pasokan air PDAM tetap macet. ”Anehnya, tidak ada pemberitahuan. Jadinya kami yang dibuat kecewa,”ujarnya. Baik Arief maupun Ahmadi mengaku kian kecewa tatkala harga air tangki yang biasa dibeli naik hingga 40%.
Tidak hanya itu, untuk mendapatkan air bersih dari tangki, warga harus antre 1 hingga 2 hari, baru dikirim. ”Biasanya satu tangki harganya Rp50.000, tetapi sejak kemarin harganya naik menjadi Rp80.000. Itu pun harus antre dan baru dikirim 1–2 hari kemudian.
Sebab, yang pesan sudah banyak,”terang Ahmadi dengan nada kesal. Kemacetan itu bukan hanya sekali dua kali,namun berkali-kali. Ironisnya, hal itu tidak juga membuat perusahaan yang dipimpin Nurdin Saini itu memperbaiki kinerjanya.
Justru, perusahaan milik Pemkab itu malah diduga menjual air ke salah satu perusahaan di sekitar Jalan Dharmo Soegonodo. Setidaknya hal itu dibuktikan dengan dibangunnya pipa saluran utama yang menelan dana Rp5,8 miliar. Bahkan, Direktur Utama PDAM Nurdin Saini pada satu kesempatan mengakui memang menjual air ke salah satu pe-rusahaan.
Padahal, produktivitas Instalasi Pengelolaan Air (IPA) PDAM menurun. Setidaknya hal itu terjadi di IPA bawah tanah di Desa Randu Agung.Jika sebelumnya mampu memproduksi 22 liter per detik, sejak beberapa bulan lalu tinggal 2 liter per detik. Nurdin Saini belum dapat dikonfirmasi terkait macetnya pasokan air ini.
Namun, Kabag Humas Pemkab Gresik Hari Syawaluddin yang dikonfirmasi mengaku belum mengetahui informasi tersebut. Pihaknya akan melakukan koordinasi dengan PDAM. ”Akan kami komunikasikan dengan PDAM,”katanya singkat. (ashadi ik)
Post Date : 18 Agustus 2009
|