Separuh Kota Singkawang Terendam

Sumber:Kompas - 18 Desember 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Singkawang, Kompas - Hujan deras dan pasang naik air laut yang berlangsung bersamaan dalam dua hari terakhir mengakibatkan sejumlah sungai di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Rabu (17/12), meluap. Separuh Kota Singkawang dilanda banjir hingga ketinggian 1,5 meter. Permukiman sekitar 5.105 keluarga atau 22.000 jiwa diperkirakan terendam, dan ribuan warga lainnya mengungsi.

”Ada 1.423 warga yang diungsikan dari rumah mereka,” kata Wali Kota Singkawang Hasan Karman, Rabu petang.

Kemarin, banjir melanda empat dari lima kecamatan di Singkawang, meliputi Kecamatan Singkawang Selatan, Barat, Utara, dan Tengah. Hujan yang turun lebat sepanjang hari membuat genangan air terus meninggi.

Di Kecamatan Singkawang Selatan, banjir menggenangi 200 rumah dan 200 hektar lahan padi di Kelurahan Sedau. Sekretaris Kecamatan Singkawang Selatan Apriyanto mengungkapkan, jumlah itu belum termasuk ratusan rumah di Kelurahan Sagatani dan Sejangkung yang terendam.

Di Kecamatan Singkawang Barat, banjir menggenangi ribuan rumah yang dihuni sekitar 5.105 keluarga atau 22.375 jiwa di empat kelurahan, yakni Kelurahan Tengah, Melayu, Kuala, dan Pasiran. Sejumlah infrastruktur publik, seperti RSU Harapan Bersama, RSU Abdul Azis, 4 SD, 1 SMP, 1 SLTA, Pasar Turi, Pasar Beringin, Pasar Baru, Terminal Bengkayang, serta kompleks pertokoan di Jalan Niaga, Sejahtera, dan GM Situt juga terendam setinggi 70 sentimeter.

”Diperkirakan ada 2.000 pedagang yang terkena dampak banjir dan sebagian besar tidak bisa berjualan. Praktis aktivitas perekonomian terhambat,” kata Camat Singkawang Barat Mochtar Syahidar.

Tanfores (40), pedagang warung makan di Jalan Sama-sama di Kompleks Pasar Turi, hari itu mengaku kehilangan omzet berdagang Rp 200.000-Rp 300.000 akibat tidak bisa berjualan karena banjir.

Di RSU Harapan Bersama yang merawat 33 pasien rawat inap, ada 12 ruangan yang terendam air setinggi 0,5 meter. Sebagian pasien dipindahkan ke ruangan yang lebih tinggi. Tempat tidur dan peralatan kesehatan dipindahkan ke ruangan yang tak terendam air.

Sejumlah pengunjung dan pasien yang hendak meninggalkan rumah sakit dievakuasi menggunakan perahu karet oleh tim relawan dan Lurah Pasiran Haryono.

”Ruang operasi terendam air setinggi 30 sentimeter sehingga tidak memungkinkan dilakukan operasi. Kalau ada pasien yang harus dioperasi, pasien tersebut akan dirujuk ke rumah sakit lain di Singkawang,” kata dokter jaga yang bertugas, dr Trivina, SpOG.

Wali Kota Singkawang Hasan Karman membenarkan, separuh dari Kota Singkawang tergenang air. Banjir ini juga dipicu pendangkalan dan tersumbatnya sejumlah kanal di sana. ”Dua minggu lalu kami sudah mengerahkan 2.000 orang untuk membersihkan got-got di Singkawang. Tidak terbayangkan seberapa parahnya banjir kali ini jika beberapa waktu lalu tidak ada gerakan membersihkan got.”

Bandung dan daerah lain

Banjir yang melanda Bandung Selatan, dua pekan silam, Rabu kemarin masih berlanjut. Penduduk RW 20 Kelurahan Baleendah, Kabupaten Bandung, terus berusaha menyedot air dari wilayah yang lokasinya rendah meskipun banjir sudah surut sejak pukul 04.00. Jika genangan air dan lumpur tak disedot, genangan bisa bertahan lebih dari sebulan. Menurut Jaja, Ketua RW 20, wilayah yang rumahnya paling banyak tergenang adalah RT 2, yakni 50 rumah.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Mudjiadi menerangkan, jika Proyek Normalisasi Sungai Citarum selesai pun, hal itu tetap akan menyisakan wilayah yang belum bebas banjir seluas 945 hektar. Sebagian dari wilayah itu adalah Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot.

Di Jawa Timur, PT Kereta Api Daerah Operasi VIII Surabaya menyiapkan alat dan material di lima stasiun terpisah untuk mengantisipasi kemungkinan banjir dan longsor di jalur kereta api.

Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasi VIII Surabaya Sugeng Priyono mengungkapkan, langkah antisipasi dilakukan PT KA dengan menyiapkan 90 ton balas kricak atau pecahan batu kecil, 650 bantalan rel, dan leger jembatan atau jembatan darurat. Tiga jembatan darurat disiagakan di Stasiun Sidotopo dan Stasiun Babat.

Ada beberapa titik rawan banjir, yaitu ruas rel antara Stasiun Tanggulangin-Porong, Stasiun Sepanjang-Boharan, Stasiun Singosari-Blimbing, Stasiun Talun-Garum, dan Stasiun Kandangan-Benowo. Adapun potensi kerawanan tanah labil ada di Stasiun Malang Kotalama-Pakishaji, Stasiun Pucuk-Gembong, Stasiun Gembong-Babat, dan Stasiun Babat-Bowerno.

Ancaman longsor dikhawatirkan terjadi di Stasiun Lawang-Singosari, Stasiun Singosari-Blimbing, Stasiun Ngebruk-Sumberpucung, Stasiun Sumberpucung-Pohgajih, dan Stasiun Pohgajih-Kesamben.

Di Cilacap, Jawa Tengah, sepekan terakhir Desa Ujungalang dan Desa Klaces di Kecamatan Kampung Laut, Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, terendam limpasan air laut (rob) mencapai 60 sentimeter. Tak seperti biasanya yang hanya menggenangi pekarangan dan sawah, rob sepekan ini ikut merendam jalan desa dan masuk ke rumah.

Menurut Wartati, warga dan juga guru Sekolah Dasar Negeri 1, Desa Ujungalang, biasanya rob datang menjelang maghrib saat air laut mulai pasang.

Sementara itu, hujan deras sejak Selasa mengakibatkan banjir di Bojonegoro dan Gresik, Jawa Timur. Ketinggian mencapai 50 sentimeter.

Beberapa wilayah di Bojonegoro yang terendam terdapat di Kecamatan Dander, Bojonegoro, Baureno, dan Sumberrejo. Di Kecamatan Dander, banjir melanda Desa Sumberarum, Jatiblimbing, dan Kunci. Sedangkan di Kecamatan Bojonegoro, banjir merendam Desa Pacul, terutama di Perumahan Pacul Permai, dan Desa Tikusan, yakni di Perumahan Kalianyat. Ketinggian air sekitar 50 sentimeter. (WHY/ABK/ACI/MDN/ELD)



Post Date : 18 Desember 2008