Ada yang mencengangkan dari hasil temuan LSM lingkungan hidup, Ecoton. Disepanjang sungai Sidoarjo dan Surabaya terdapat 1.282 WC pinggir sungai (WC helikopter). Dengan begitu, kualitas air di Kali Surabaya tidak layak untuk dimanfaatkan sebagai air minum.
Banyaknya kotoran manusia yang dibuang langsung ke sungai menimbulkan tingginya tingkat pencemaran bakteri E-Coli. Selain kotoran manusia, sampah lain yang mengotori sungai juga berasal dari rumah tangga, hotel dan restoran.
"Di sepanjang sungai yang melewati Sidoarjo, terdapat 582 WC pinggir sungai (WC helikopter) dan di sepanjang sungai Surabaya terdapat 700 buah WC helikopter," kata koordinator aksi, Afriyanto, kepada wartawan di lokasi aksi damai 'Kali Surabaya Bukan WC Umum', Jalan Gubernur Suryo, Kamis (20/1/2011).
Berdasarkan kajian Menteri Pekerjaan Umum dan Perum Jasa Tirta, Kali Surabaya telah menampung beban pencemaran domestik di sepanjang Kali Surabaya sebesar 75,5 ton/hari. Rinciannya, wilayah Mojokerto 14.84 ton/hari, Sidoarjo 26 ton/hari, Gresik 0,93 ton/hari dan Surabaya 33,73 ton/hari.
"Dengan tercemarnya air Kali Surabaya maka kualitasnya tidak pernah layak untuk dimanfaatkan sebagai air minum. Padahal bahan baku air PDAM 96 % nya mengambil dari Kali Surabaya," jelas Afriyanto.
Karena itu, untuk menurunkan tingkat pencemaran Kali Surabaya, Ecoton mendorong kebijakan Pemprov Jatim agar tahun 2011, Kali Surabaya bebas tinja, mendorong Departemen Pekerjaan Umum agar membangun IPAL komunal bagi pemukiman di bantaran kali Surabaya dan peniadaan WC helikopter.
Selain itu Ecoton juga mendesak pengawasan serius dan tindakan hukum bagi pencemar lingkungan Kali Surabaya, menanam 4 juta pohon di bantaran Kali Surabaya dan revitalisasi WC Umum di sepanjang Kali Surabaya.
Post Date : 24 Januari 2011
|