|
MALANG - Sejak sumber air di Sendangbiru tertutup longsor Rabu (26/12), sebanyak 5.800 warga Desa Tambakrejo, Sumbermanjing Wetan menghadapi krisis air bersih. Mereka harus mengambil air bersih sejauh 3 kilometer untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan, di antara warga terpaksa mengambil air dari saluran irigasi yang sekadar terlihat bersih. "Longsor sangat besar. Tidak mungkin dalam waktu dekat bisa tertangani," terang Dodik, warga Dusun Sendangbiru kemarin. Selama enam hari, pasca-longsor, warga mengambil air bersih dari saluran irigasi. Warga membawa air bersih tersebut dengan menggunakan jiriken. Mereka pun harus ngantri untuk mendapat pasokan air bersih tersebut. "Bagi yang memiliki kendaraan sangat mudah membawanya. Tetapi yang tidak memiliki kendaraan, kasihan sekali," kata Dodik, saat di lokasi pengambilan air. Karena kapasitas jiriken warga sangat terbatas, warga mengambil air secukupnya. Air yang diambil ini hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup saja. Sedangkan mandi dan mencuci, dilakukan di sungai kecil di kawasan Sendangbiru. "Karena sungai di sini juga sebagai WC, kami memanfaatkannya hanya untuk mandi dan cuci," urai Dodik. Rudi, warga setempat membenarkan kondisi itu. Pria yang bekerja di KUD Mina Jaya Sendangbiru ini mengaku sehari dua kali mengambil air. Ia menggunakan jiriken berkapasitas 40 liter. Air tersebut untuk memenuhi dua keluarganya. "Saya berharap pemerintah segera turun tangan. Karena air bersih di desa kami, sudah tidak mengalir," kata Rudi. Terpisah Dirut PDAM Kabupaten Malang Muhammad Hasan, mengaku belum mendapat laporan adanya kekurangan air bersih. Pihaknya sudah menyiapkan dua truk tangki yang disiagakan di kantor. Sewaktu-waktu ada permintaan, Hasan mengaku akan secepatnya mengirim. "Dari kecamatan maupun Satlak PB belum ada permintaan. Kami belum mengirim," kata Hasan. (bb/ing) Post Date : 01 Januari 2008 |