Semua Warga Akan Kebagian Air Bersih

Sumber:Suara Merdeka - 14 Oktober 2009
Kategori:Air Minum

PADA akhir 2012 Kota Tegal dilukiskan akan terbebas dari krisis air bersih, sebagaimana terasakan saat ini. Kalau kondisi inu benar terjadi, digambarkan setiap jiwa bisa kebagian air secara adil, karena mereka bisa menjadi pelanggan PDAM. Kondisi saat ini, dari sekitar 260.000 jiwa penduduk Kota Bahari, yang menjadi pelanggan hanya sekitar 13.500 orang. Sedangkan pada 2012, diprediksi air yang tersedia bisa melayani 270.000 pelanggan. Ini berarti stok air akan melebihi kebutuhan. Benarkan ini, atau mimpikah PDAM?

Direktur PDAM HM Iqbal SE MM kemarin menegaskan, ini bukan mimpi di siang bolong, namun benar-benar realistis dan masuk akal. Dia menampik ini akal-akalan, karena hitungan rasional ini muncul di atas kertas setelah dia mengundang Dirjen Pengembangan Air Minum (PAM) Ditjen Cipta Karya PU Pusat, Ir Tamin Zakaria MSc, untuk meninjau calon sumber mata air yang akan dikembangkan oleh PDAM. Yakni di dasar Sungai Kaligung, Desa Danawarih, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, yang memiliki debit air dahsyat sekitar 500 liter/detik.

Diakui, dalam peninjauan itu ada lima mata air yang dikunjungi oleh Dirjen Minggu lalu, yakni Kaligung, Banyumudal Slawi 250 l/detik, Bulakan Bumijawa, Suci Brebes berdebit 300 l/detik, dan Kaligiri Brebes 250 l/detik. Namun Dirjen lebih condong untuk mengembangkan sumber yang debitnya tertinggi, yakni Kaligung, meski mata ir Banyumudal dan Suci menjadi alternatif.

Tidak Memberatkan Iqbal mengakui, biaya pengembangan Kaligung mahal, sekitar Rp 45 miliar, namun ini ditanggung oleh Cipta Karya. Sedangkan untuk distribusi bisa mencapai sekitar Rp 200 miliar.

Namun dilihat dari upaya pemenuhan hajat hidup orang banyak, itu bukan beban yang memberatkan, dengan catatan Pemkot harus ikut bertanggung jawab atas sebagian pendanaan, mendampingi PDAM dan bank melalui SBI (Sertifikat Bank Indonesia). SBI menguntungkan arena bunganya hanya 6,5 persen, sedangkan bank komersial sampai 11,5 persen.

Iqbal melakukan terobosan karena merasa tak punya sumber air. Kalau menggunakan dasar sungai selain bebas wilayah, juga biayanya lebih murah dibanding mengembangkan air bersih dari laut.

Kalau Kaligung diberdayakan, diakui Kota Tegal akan dikepung instalasi pipa. Dari tempat pengolahan air di Desa Saimbang, Kabupaten Tegal ke batas wilayah, butuh pipa sepanjang 9 km, pipa distribusi primer sepanjang 20 km, pipa ke wilayah 4 kecamatan butuh 50 km, dan pipa sambungan rumah ke pelanggan membutuhkan pipa sepanjang 160 km.  ’’Jadi ini bukan mimpi, namun bolehlah dikatakan obsesi, meskipun ini masuk akal,’’ tandasnya. (Nuryanto Aji-15)



Post Date : 14 Oktober 2009