|
KUDUS- Kondisi sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Muria dan melintasi Kota Keretek semakin kritis. Hal tersebut disebabkan sumber air yang terus berkurang. Bila musim kemarau masih terus berlangsung hingga beberapa bulan mendatang, diyakini sungai akan kering kerontang. Koordinator Banjir dan Kekeringan pada Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana (PSDA Juwana) Hadi Paryanto, mengemukakan hal itu, kemarin. Ditambahkannya, sungai yang berhulu di Gunung Muria dan melintasi Kota Keretek 18 sungai. ''Sungai yang paling kritis ada empat, yakni Tunggul, Tumpang, Celeng dan Dawe,'' katanya. Pantauan terakhir, kedalaman air di sungai tersebut makin berkurang. Sungai Tunggul yang sebelumnya berkedalaman enam meter saat ini sudah sepenuhnya mengering. Kondisi serupa juga terjadi pada Sungai Dawe (5 meter), Celeng (5 meter), dan Tumpang (6 meter). ''Semuanya saat ini mengering,'' ungkapnya. Kondisi serupa juga terjadi pada sungai lainnya. ''Kalau dari hulunya sudah berkurang, tentu berdampak pada hilirnya,'' imbuhnya. Konservasi Disingung soal solusi pada masa mendatang, pihaknya mengimbau semua pihak untuk tidak menghentikan program konservasi. Penanaman hutan serta perbaikan kualitas lingkungan di kawasan atas akan memberikan dampak yang besar untuk pasokan air di bawah. ''Perlu ada konservasi lahan di Muria dan lahan-lahan di sekitar sempadan sungai,'' ungkapnya. Langkah lainnya yang perlu dilakukan yakni dengan membangun tandon-tandon air seperti cekdam. Fungsi cekdam yakni menyimpan debit saat musim kemarau seperti sekarang ini. Selanjutnya, air dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan masyarakat. ''Hal yang tidak kalah penting dilakukan yakni kesadaran warga untuk ikut merawat dan menjaga sungai-sungai yang ada,'' tandasnya. (H8-42,88) Post Date : 29 Agustus 2012 |