|
MADIUN -- Kewaspadaan akan penularan flu burung juga dilakukan Dinas Kesehatan Kota Madiun. Hanya bedanya, jika di daerah lain langsung melakukan penyemprotan ke beberapa sentra peternakan unggas, lain yang dilakukan Dinkes Kota. Penyemprotan, dilakukan di tempat pembuangan akhir sampah (TPA). "Kita melakukan penyemprotan lalat di TPA-TPA," tegas drg Seniwati, Kepala Dinas Kesehatan Kota Madiun saat dikonfirmasi Radar Madiun, kemarin. Menurutnya, langkah penyemprotan ke lokasi tempat pembuangan sampah itu, dilakukan sebagai antisipasi kemungkinan penularan flu burung melalui lalat-lalat. "Ini untuk mencegah penuaran lewat lalat, tadi pagi (kemarin, red) dilakukan penyemprotan di lokasi pembuangan sampah," tambahnya. Kegiatan ini cukup beralasan. Sebab, salah satu penemuan terbaru yang dilakukan peneliti dari UGM Jogjakarta, penularan flu burung bisa terjadi dari lalat. Ini, setelah dilakukan penelitian dari beberapa lalat sample yang diambil secara khusus di beberapa daerah. Langkah lain, yakni pemantauan yang dilakukan oleh semua Puskesmas, penyluhan kesehatan dan koordinasi dengan Dinas Pertanian. Ini, terkait dengan rencana digelarnya pemantauan secara langsung ke lokasi-lokasi peternakan unggas. "Ada rencana pelacakan langsung ke tempat unggas-unggas, dengan Dinas Pertanian. Selain pemantauan, ini juga bisa sekaligus untuk melihat cara pengelolaan unggas," jelas Seniwati. Kewaspadaan flu burung juga dilakukan Pemkab Madiun. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnak) setempat mewaspadai kebun binatang mini di kompleks Taman Rekreasi Umbul. "Sampel darah hewan terutama unggas yang ada di Umbul juga akan kami kirim ke Jogja untuk diperiksa," kata Zulhadi Siswondo, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun kemarin. Namun, Disnak mengaku belum mengetahui secara persis jumlah unggas yang menghuni Taman Rekreasi Umbul. Karena saat ini pihaknya baru akan melakukan koordinasi dengan pihak pengelola Umbul terkait rencana pengambilan sampel darah tersebut. "Yang jelas semua jenis hewan yang bisa tertular flu burung akan kami ambil sampelnya," katanya. Kewaspadaan ini merupakan salah satu respon Disnak atas pernyataan pemerintah bahwa flu burung menjadi kejadian luar biasa (KLB) nasional. Selain Umbul secara intensif Disnak sudah melakukan langkah antisipasi pencegahan penyebaran flu burung dengan melakukan vaksinasi terhadap unggas yang ada di wilayahnya terutama ayam. "Saat ini sudah 288 ribu unggas divaksinasi. Vaksinasi dilakukan secara berkala setiap 4 bulan sekali," jelasnya. Selain vaksinasi, Disnak juga sudha mengirim sampel darah ke laboratorium penyakit hewan di Jogja. Dari hasil pemeriksaan terakhir, saat ini Madiun dinyatakan aman dari serangan flu burung. Dengan asumsi unggas yang ada di wilayah ini sudah memiliki kekebalan terhadap virus H5NI penyebab flu burung. "Pemeriksaan sampel sudah kami lakukan sebanyak 3 kali," katanya. Berdasar serangan tahun lalu, wilayah yang saat ini mendapat pemantauan intensif oleh Dinas Peternakan adalah Kebonsari dan Dolopo. Di dua lokasi tersebut terdapat populasi unggas jenis ayam petelur yang jumlahnya mencapai 150 ribu ekor. Selain petrenakan rakyat, tindakan survilance (pemantauan, red) juga akan dilakukan ke peternakan yang bermitra dengan perusahaan. "Selama ini memang ada jaminan unggas mereka sudah divaksin. Tetapi survilance akan tetap kami lakukan meskipun prosedurnya agak rumit karena petrenakan jenis ini biasanya sangat tertutup," tandasnya. (irw/yup) Post Date : 24 September 2005 |