Sembilan Kali Kebanjiran

Sumber:Kompas - 26 November 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Medan, Kompas - Untuk kesembilan kalinya, tahun ini, warga Kelurahan Padang Bulan, Kota Medan, kebanjiran. Kali ini banjir lebih besar hingga mencapai dua meter dari permukaan tanah. Akibat banjir itu, sebanyak 210 jiwa warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

"Sayangnya, di posko ini tidak ada apa-apa, aparat kelurahan pun tidak ada. Apalagi bantuan pemerintah. Kami capek terus- menerus terkena banjir. Apakah pemerintah mau membiarkan warga terus-menerus terkena banjir," kata Leo Damanik, warga setempat, dengan nada kesal, Minggu kemarin saat ditemui di lokasi banjir sekitar pukul 10.30.

Leo mengatakan, banjir mulai marak terjadi di Kelurahan Padang Bulan pada Agustus. Selama sembilan kali warga harus mengungsi dan membersihkan tempat tinggalnya setelah air surut. "Banjir tahun ini lebih sering dari tahun lalu. Ini karena penyempitan dan pendangkalan sungai," katanya.

Banjir tersebut terjadi lantaran luapan Sungai Babura yang hulunya berada di Kabupaten Karo. Sehari sebelumnya, Sabtu (24/11) malam, hujan deras mengguyur Medan dan sekitarnya. Banjir mulai melanda warga Kelurahan Padang Bulan sekitar pukul 04.30 dini hari. Sebagian besar dari mereka tidak sadar bahwa air sudah meninggi.

Tidak Tahu

"Banyak warga yang tidak tahu. Warga baru sadar setelah air masuk ke rumahnya setinggi lutut. Kami hanya bisa menyelamatkan apa yang bisa kami selamatkan," kata Netty Lumban Gaol, warga korban banjir.

Netty bersama empat anaknya mengungsi ke rumah tetangganya yang letaknya lebih tinggi. Salah satu anak Netty yang sedang sakit demam, Bastian Purba, harus tidur di atas papan kayu di pelataran rumah tetangganya.

Banjir kali ini juga menggenangi Jalan Dr Mansyur di sekitar Kampus Universitas Sumatera Utara (USU). Akibatnya, arus lalu lintas dari Jalan Jamin Ginting ke Jalan Setiabudi melalui Jalan Dr Mansyur melambat. Lalu lintas berjalan dengan kecepatan maksimal 5 kilometer per jam. Air di jalan ini meninggi mulai sekitar pukul 08.00. Banjir di kedua tempat itu baru surut sekitar pukul 18.00. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.

Banjir di bantaran Sungai Babura itu juga membuat panik Khairul Syah, warga Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimoon. Khairul yang juga tinggal di bantaran Sungai Deli cemas, banjir melanda tempat tinggalnya. Namun, banjir itu tidak sampai terjadi di bantaran Sungai Deli meski hulu Sungai Deli juga berasal dari Kabupaten Karo.

Staf Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Medan Arlan Nasution mengatakan, banjir kali ini sama seperti biasa, banjir kiriman dari hulu. Arlan mengatakan, banjir terjadi karena hujan lebat di daerah hulu. Airnya tidak tertampung sehingga mengakibatkan daerah hilir banjir.

"Kami sudah perintahkan camat dan lurah membentuk posko banjir jika terjadi hujan di hulu. Mereka harus sediakan pelayanan kesehatan. Jangan sampai mereka tidak makan saat terjadi bencana," kata Arlan. (NDY)



Post Date : 26 November 2007