Semarang Banjir,Dua Warga Tewas

Sumber:Koran Sindo - 10 Juni 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SEMARANG (SI) – Hujan deras sejak Senin (8/6) malam di Kota Semarang dan sekitarnya membuat debit air Kali Banjirkanal Timur meluap dan menjebolkan tanggul sungai tersebut. Akibatnya, ratusan rumah yang berada di sekitar sungai terbesar kedua di Semarang itu terendam air dengan ketinggian mulai 30 cm-1 meter.

Dua warga juga tewas akibat terseret Sungai Manggis dan Sungai Gedawang. Mereka adalah Thoriq,9, warga Sendang Elo,Banyumanik, dan Samsuri Widodo, 12, warga Peterongan Bugel RT4/V,Semarang Selatan. Sementara rumah-rumah warga yang terendam berada di Kelurahan Pandean Lamper, Sambirejo, Sawah Besar, Kaligawe, serta Tambakrejo Kecamatan Gayamsari.

Kawasan tersebut memang berada persis di sebelah timur alur sungai itu. Hingga tadi malam, banjir masih menggenangi sejumlah wilayah itu. Sejumlah tempat lain juga tak luput dari genangan, seperti di Kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur, kawasan Pedurungan bagian timur yang tergenang akibat rembesan air dari Kali Babon,dan di Kelurahan Gemah Kecamatan Pedurungan.

Di Kecamatan Pedurungan, sekitar 700 rumah warga terendam. Banjir juga melanda Kelurahan Rowosari RT 1 RW III Kecamatan Tembalang. Sedikitnya rumah 25 kepala keluarga (KK) terendam akibat luapan sungai yang merupakan hulu Banjirkanal Timur.Sementara banjir Kelurahan Sendangguwo RT 4 RW III Tembalang memacetkan Jalan Brigjen Sudiarto (Majapahit).

”Kali Bringin yang berada di Kelurahan Mangkang Wetan dan Mangunharjo Kecamatan Tugu, juga dilaporkan meluap dan membanjiri pemukiman warga,” ujar Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Kebakaran Kota Semarang Mustaqim saat berada di titik jebolnya tanggul Banjirkanal Timur, kemarin.

Dia menyebutkan, dari seluruh tempat yang tergenang, kondisi terparah terdapat di titik jebolnya tanggul Banjirkanal Timur, terutama di Kelurahan Sambirejo. ”Parah-parahnya (di Kelurahan Sambirejo) sekitar pukul 09.00WIB dan terus meninggi,”ujarnya. Gunawan, 44, salah seorang warga Sambirejo RT 1/VII mengatakan, tanda-tanda Kali Banjirkanal meluap sebenarnya sudah mulai terjadi sekitar pukul 07.00 WIB kemarin.

Karena air terus naik, tanggul kemudian tak kuat menahan limpasan air dari sungai itu. ”Kalau diukur ketinggian airnya di atas tanggul, itu sampai setengah betis orang dewasa. Kalau sudah masuk kampungkampung, tidak tahu ini sampai berapa. Mungkin yang paling parah bisa sampai satu meter itu,” terangnya.

Sedimentasi Sungai Parah

Sartini, 50, salah seorang warga Sambirejo lainnya menyebutkan, banjir kali ini terbesar. Kejadian tersebut merupakan kali kedua sejak sekitar empat bulan lalu. ”Dulu itu malam,tapi cuma melimpas tidak sebesar ini. Padahal, kalau saya pikir hujan saat pagi tidak begitu deras. Mungkin karena memang air kiriman dari atas (hulu),” ujarnya yang mengaku sudah 12 tahun menempati kawasan atas tanggul sungai tersebut.

Menurut dia, luapan air terjadi diperkirakan karena parahnya sedimentasi di sungai tersebut. Sejak menempati kawasan tersebut, dia mengaku baru tahu sekali ada pengerukan sungai. ”Sampai sekarang tidak ada pengerukan lagi. Saya sebenarnya was-was tinggal di sini (tanggul), tapi mau bagaimana lagi,karena terpaksa,”tukasnya.

Wakil Wali Kota Semarang Mahfudz Ali saat meninjau lokasi banjir menyebutkan, pihaknya sudah meminta kepada dinas-dinas terkait untuk menerjunkan bantuan, baik berupa karung pasir dan logistik. ”Tak hanya di sini (Sambirejo, Pandean Lamper dan sekitarnya),” ujarnya. Terkait sedimentasi Kali Banjirkanal Timur, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jateng untuk melakukan pengerukan.

Sebab, kewenangan sungai tersebut berada di tangan Dinas PSDA dan ESDM Pemprov Jateng. ”Kita sangat berharap agar pengerukan itu dilakukan.Soalnya yang kena dampaknya bukan hanya Kecamatan Gayamsari,namun kecamatan Semarang Timur juga terkena dampak luberan sungai ini,” paparnya.

Ke depan Pemkot Semarang juga akan tegas melakukan penertiban sejumlah bangunan yang menempati kawasan tanggul sungai. Selain membahayakan bagi penghuninya, keberadaan bangunan tersebut juga disinyalir menjadi salah satu penyebab melemahnya kekuatan tanggul. ”Untuk teman-teman PKL maupun yang lain menempati bantaran sungai agar mengerti. Kita akan dialog secara manusiawi lah nanti,”tukasnya.

Sementara itu, Camat Gayamsari Muhammad Khadik menyebutkan, dari empat kelurahan di wilayahnya yang terkena luberan air dari Kali Banjirkanal Timur, sudah menerima bantuan 1000 karung pasir dari Dinas PSDA dan ESDM Kota Semarang.”Dan kita sudah pasangkan di sejumlah tanggul, seperti di kawasan Tambakrejo yang merupakan lokasi terparah kedua setelah Sambirejo.

Kita juga siapsiap antisipasi kiriman air di wilayah Kaligawe dan Sawah Besar,karena wilayah itu paling rendah,” ungkapnya. Sementara hujan deras yang melanda wilayah Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang dan sekitarnya sejak Senin (8/6) malam hinggapagikemarinmembuatRawapening kembali meluap.

Akibatnya, ratusan rumah dan puluhan hektare sawah di Dusun Rowoganjar, Desa Rowoboni terendam banjir lagi. Ratusan warga yang rumahnya tergenang air kembali mengungsi ke rumah warga yang letaknya lebih tinggi. Selain itu, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) Madrasah Ibtidaiah (MI) Desa Rowoboni

Terseret Banjir

Dua warga Semarang yang tewas kemarin umurnya masih bocah. Thoriq,9, terseret di Sungai Gedawang, tepatnya di belakang Asrama Wiratama. Putra pertama Kasmidah, 38,yangmasihdudukdibangku kelas 3 SD itu tewas diduga akibat terseret arus sungai yang deras ketika mencari ikan bersama dua temannya. Menurut ibu korban, sepulang sekolah anaknya langsung bermain dengan temannya.

”Biasanya pulang sekolah dia langsung siap-siap belajar mengaji.Saya cari kemanamana tidak ketemu. Lalu pada pukul 13.00 WIB,ada teman anak saya yang memberitahu Thoriq kenter,” tutur Kasmidah di RS Banyumanik, kemarin. Kasmidah lantas bergegas ke sungai yang tak jauh dari rumahnya itu.Ternyata benar,beberapa warga sekitar sudah mengevakuasi jenazah putranya yang tenggelam di sungai.

Jenazah korban lalu dibawa ke RS Banyumanik.Setelah diperiksa dokter, sekitar pukul 14.15 WIB jenazah korban dibawa pulang ke rumah duka untuk disemayamkan. Sementara Samsuri Widodo,12 yang juga siswa kelas 5 SD ditemukan tewas karena terseret arus Sungai Manggis sekitar pukul 13.30 WIB kemarin.

Korban tewas setelah berenang di kali, tepatnya di jembatan Jalan Manggis 3 pada siang kemarin. Saksi,Mi'ud,52,mengatakan,ia melihat ada sekitar sepuluh anak tengah bermain air di bawah jembatan tersebut.Padahal saat itu arus sungai tengah deras hingga meluap ke pemukiman warga.

”Saya sudah memperingatkan anak-anak tersebut untuk tidak main di air, bahkan sampai tiga kali.Tapi mereka tak menggubris dan tetap asyik bermain,”jelas Mi'ud. (susilo himawan/alkomari/ muh slamet/ arif purniawan/angga rosa)  
 



Post Date : 10 Juni 2009