Semakin Disoroti, Pelayanan PDAM Makin Amburadul

Sumber:Pontianak Post - 01 Agustus 2005
Kategori:Air Minum
Pontianak- Beberapa bulan terakhir ini PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Pontianak kinerjanya terus mendapat sorotan masyarakat. Namun anehnya, koreksi yang dilontarkan itu seperti dianggap angin lalu. Buktinya pelayanan yang diberikan perusahaan milik daerah itu tidak ada peningkatan, bahkan sudah empat hari belakangan ini suplai airu ke rumah konsumen tak lancar.

"Kita juga heran kenapa pelayanan PDAM semakin buruk, padahal sorotan terhadap perusahaan daerah ini beberapa bulan terakhir cukup santer. Buktinya, walaupun hujan terus turun cukup lebat beberapa hari ini, justru ledeng tidak jalan. Ya jelas kita konsumen di buat kesal," keluh Yani, salah seorang pelanggan PDAM kepada AP Post, Senin (31/7).

Menurutnya, akibat air ledeng di rumahnya sudah empat hari tidak jalan telah mendorongnya untuk membuka kilometer ledeng yang tertancap di samping rumahnya. "Begitu kilometernya saya buka, ternyata airnya ngalir, namun kecil. Lantas saya tadah air ledeng yang keluar itu dengan ember. Lumayanlah bak air di rumah sudah penuh, kalau tidak bagaimana kalau mau buang air besar, karena air di rumah sudah kosong sama sekali," tuturnya.

Keluhan yang sama juga diungkapkan Heri Budiansah, warga Jalan Tanjung Raya I. "Di rumah saya sudah tiga hari ini air ledeng tak berjalan sama sekali. Kita sangat kesal sekali, kok hujan turun lebat beberapa hari terakhir ini, justru air ledeng tak ngalir. Kalau tidak mampu, ya suruh orang lainlah mengelolanya, jangan konsumen dibiarkan tidak mandi dengan tak dialirkannya air," ungkapnya dengan nada jengkel.

Menurut dia, PDAM sepertinya hanya mencari target pasaran sebanyak mungkin dengan mengabaikan pelayanan terhadap suplai air ke rumah-rumah konsumen, sementara setiap pemasangan baru terus di layani, tapi tidak disesuaikan dengan kapasitas dari tekanan volume air yang dimilki PDAM itu sendiri. "Terus terang, penderitaan masyarakat Pontianak sekarang lengkap, listrik terus mati, ledeng mulai tak dialirkan.

Apa nyuruh masyarakat ramai-ramai datang ke PDAM atau merusak semua kilometer yang disegel untuk mendapatkan air ledeng," katanya dengan nada mengancam. Sri, warga yang tinggal di salah satu kompleks perumahan Pontianak Timur juga mengeluhkan terhadap sikap pegawai PDAM yang dinilainya terlalu mata duitan.

Pasalnya beberapa bulan lalu di rumah tempatnya tinggal melanjutkan sambungan ledeng yang sudah lama diputuskan PDAM karena pemilik pertama sudah pindah, dan terpaksa harus mengeluarkan uang sekitar Rp 500 ribu, karena sama dengan pemasangan baru. Anehnya, petugas PDAM saat memasang sambungan hanya membawa kilometer PDAM tok, padahal dalam surat formulir konsumen mendapat pipa besi sepanjang 6 meter dan box pengaman meteran air, tapi itu tidak dibawa oleh petugas dari PDAM saat memasang meteran. "Ya kita tidak terlalu cerewetlah sehingga tidak mempermasalahannya.

Tapi ketika air ledeng tidak jalan empat hari ini, saya datang ke bagian gangguan PDAM supaya kilometer di pindahkan keluar dari kolong rumah. Saya menjadi terkejut begitu pegawai PDAM datang dan mengatakan kalau mau dipindahkan, ibu harus bayar Rp 100 ribu, kalau tidak kami tidak akan pindahkan, karena biayanya begitu besar akhirnya tak jadilah," tutur Sri. Jadi katanya, PDAM hanya menuntut haknya saja, tapi kewajibannya kepada konsumen tidak dilaksanakan, buktinya pipa besi dan box pengaman meter tidak di pasang oleh PDAM.

Tak hanya itu saja, pelayanannya juga diabaikan walaupun konsumen mengeluh air tidak mengalir. Sepertinya PDAM tidak berupaya mencari solusi setiap pengaduan, harusnya mereka menjelaskan dan membantu masyarakat terlebih dahulu bukan langsung bicara uang, seperti pemindahan meteran. "Kita minta supaya yang seperti ini disingkirkan, kalau tidak masyarakat akan terus jengkel dibuatnya," pinta Sri.(abu)

Post Date : 01 Agustus 2005