|
SLEMAN, KOMPAS - Kota Yogyakarta berencana menambah pasokan air bersih sebesar 250-350 liter per detik pada 2009. Hal ini untuk menutupi kebutuhan air Kota Yogyakarta yang mencapai 81,2 juta liter per hari atau sekitar 940 liter per detik. Hal itu mengemuka dalam diskusi bertema "Siklus Air Kartamantul (Yogyakarta, Sleman, dan Bantul)" yang digelar Institute for Pluralism and Multiculturalism Studies (Impulse) di Sleman, Jumat (19/9). Pembicara adalah Kepala Bagian Pengairan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah DI Yogyakarta Budi Antono, Kepala Bidang Perencanaan Kota Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sleman Kunto Riyadi, dan perwakilan dari Bappeda Kota Yogyakarta Hari Setyowacono. "Tambahan debet air itu akan diperoleh dari Selokan Mataram dan Embung Tambakboyo yang akan mulai beroperasi pada awal 2009," kata Budi Antono. Pengambilan air dari Selokan Mataram, lanjut Budi, memungkinkan penambahan debit hingga 100-200 liter per detik. Adapun dari Embung Tambakboyo diprediksikan mampu menyumbang debit hingga 150 liter per detik. Dengan tambahan itu, Budi mengatakan, warga Yogyakarta yang bisa mendapatkan air bersih sekitar 350.000 orang. "Hal itu dengan mengasumsikan debit satu liter per detik bisa melayani kebutuhan air bersih bagi 1.000 orang," ujarnya. Selain sebagai penampung air hujan, Embung Tambakboyo juga bisa bermanfaat menambah cadangan air tanah bagi daerah sekitar embung tersebut. Defisit Hari Setyowacono menuturkan, dari data 2007 diketahui terdapat 92,85 persen wilayah kecamatan di Kota Yogyakarta yang mengalami defisit air tanah. "Defisit terjadi di wilayah yang kebutuhan air tanahnya melebihi ketersediaan," tuturnya. Salah satu penyebabnya, tambah Hari, karena semakin berkurangnya daerah resapan air di Yogyakarta dengan makin maraknya pembangunan. "Karena itu, pemerintah sedang menggalakkan berbagai program untuk menambah debit air tersebut," katanya. (ENG) Post Date : 20 September 2008 |