Jakarta, Kompas - Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Utara Rifiq Abdullah mengatakan, drainase di permukiman mulai dibersihkan dari endapan lumpur dan sampah. Namun, saluran air di permukiman rumah itu cukup banyak sehingga dibutuhkan partisipasi masyarakat.
”Kami sudah meminta ke setiap kecamatan untuk mulai melaksanakan kerja bakti membersihkan selokan-selokan,” kata Rifiq di Jakarta, Kamis (6/10).
Upaya itu, menurut Rifiq, merupakan satu-satunya solusi untuk menghindari risiko banjir. Sebab, jaringan selokan yang ada di Jakarta Utara telah terkoneksi dengan sistem penanganan banjir berupa penampungan air pada polder yang tersebar di Sunter Utara, Ancol, Rawabadak, Pluit, Teluk Gong, dan Muara Angke.
”Hanya saja sebagian besar selokan dan saluran penghubung ke polder itu tersumbat oleh sampah dan endapan lumpur sehingga dibutuhkan peran serta masyarakat untuk membersihkannya,” katanya.
Sebagai langkah jangka pendek, kata Rifiq, Pemerintah Kota Jakarta Utara sedang melaksanakan normalisasi dan menguras 29 titik saluran yang tersumbat. Itu pun baru sebagian kecil akibat keterbatasan anggaran meski masih ada 180 titik saluran lagi yang butuh dinormalisasi.
Di Jakarta Barat, antisipasi genangan dan banjir dilakukan Suku Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Barat. Mereka melakukan normalisasi saluran air penghubung di 10 lokasi di Kecamatan Tambora. ”Wilayah yang diprioritaskan meliputi empat kelurahan, yaitu Tanah Sereal, Tambora, Duri Selatan, dan Krendang,” kata Camat Tambora Isnawa Adji.
Saluran air penghubung di wilayah-wilayah itu tertutup rapat oleh beton. Di atasnya berdiri warung, kios, dan tempat usaha lain. Akibatnya, sampah dan lumpur yang masuk ke saluran menumpuk sehingga air meluap saat terjadi hujan dan menggenangi jalanan.
Sementara itu, aparat Pemkot Jakarta Timur melakukan penertiban bangunan di atas saluran air untuk mengatasi persoalan genangan yang muncul saat musim hujan. ”Kemampuan suku dinas kami sampai penanganan saluran kecil, sedangkan penanganan saluran besar, seperti kali, ada di tingkat provinsi,” kata Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Timur Husein Murad.
Perbaikan saluran air oleh Sudin PU Tata Air Jakarta Timur dilakukan di sisi Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jalan Pahlawan Revolusi, Klender, dan Duren Sawit. Saluran air tersebut dikeruk serta diangkat tanah dan sampahnya. Upaya normalisasi saluran air dilakukan dengan kerja bakti membersihkan lingkungan.
Situ
Keberadaan daerah tangkapan air dan situ di seputar Jakarta amat penting bagi pengendalian banjir. Sayangnya, kondisi situ yang ada amat memprihatinkan, seperti yang terjadi di Depok.
Sebanyak 25 situ di Depok mengalami pendangkalan berat karena mengendapnya beragam material. Hal ini berakibat semakin mengecilnya daya tampung air yang masuk ke situ sehingga peluang terjadi meluapnya air dari situ saat hujan lebat semakin terbuka.
”Sekarang kondisi situ memburuk. Keramba ikan banyak bermunculan dan permukiman warga berdiri di tepi situ. Bahkan, ada yang membuat kandang ayam di atas situ. Mereka susah diingatkan. Kalau diberi tahu, malah melawan. Kami tidak bisa sendirian menjaga situ,” tutur Ketua Kelompok Kerja Situ Rawa Besar, Depok, Mukadi.
Situ Rawa Besar berada di Kecamatan Pancoran Mas, di tengah Kota Depok di sisi barat Balaikota. Situ ini sepuluh tahun silam berada di lahan seluas 25 hektar, tetapi sekarang menyusut menjadi 15 hektar. Kerusakan area situ paling parah terjadi di sisi selatan dan timur. Di sepanjang area ini terdapat bangunan semipermanen dan permanen yang dibangun warga. (NDY/MDN/FRO/COK)
Post Date : 07 Oktober 2011
|